Pabrik Mulai Kurangi Ukuran Tempe

- Selasa, 5 Januari 2021 | 13:47 WIB
HARGA KEDELAI NAIK: Karyawan sedang membungkus tempe di Tanjung Selor, Senin (4/1). Kenaikan harga kedelai tidak mempengaruhi produksi tahu dan tempe di produsen Tanjung Selor.
HARGA KEDELAI NAIK: Karyawan sedang membungkus tempe di Tanjung Selor, Senin (4/1). Kenaikan harga kedelai tidak mempengaruhi produksi tahu dan tempe di produsen Tanjung Selor.

TANJUNG SELOR – Harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe mengalami kenaikan.

Sebelumnya produsen tempe membeli kedelai satu karung atau setara 50 kilogram (kg) dipatok dengan harga Rp 480 ribu. Beberapa hari ini mengalami kenaikan menjadi Rp 550 ribu per karung.

Lili pemilik pabrik tahu dan tempe sekaligus agen penjualan kedelai Mandiri Jaya mengatakan, kenaikan harga tersebut ia ketahui saat dirinya melakukan pengorderan terakhir sekitar tanggal 31 Desember 2020 lalu.

“Mungkin saya duluan kali yang kena harga mahal. Soalnya teman-teman yang lain semuanya stok, sehingga belum merasakan naiknya harga kedelai. Kemarin saya order pas harganya naik,” ungkap Lili kepada media ini, Senin (4/1).

Naiknya harga kedelai belum begitu membuat harga pasaran tempe dan tahu berubah. Tahu dan tempe sejauh ini tetap dijual dengan harga normal Rp 5 ribu.

"Kedelai yang saya ambil langsung dari agen di Surabaya. Biasanya beda tempat beda juga harga. Sebelum harga naik saya menjual ke pelanggan Rp 460 ribu. Kadang ada juga yang Rp 490 ribu dan Rp 485 ribu. Saya ngasih harga segitu karena pembelinya sama-sama pengusaha penjual tahu dan tempe,” sebutnya.

Namun sekarang, distributor Surabaya menaikkan harga jual kedelai Rp 9.500 per kg. Sehingga agen yang ada di Bulungan ikut menaikan harganya menjadi Rp 550 ribu per karung karung.

"Satu karung isinya sekitar 50 kg dan dijual dengan harga Rp 550 ribu, karena memang saya harus bayar ongkos kapal dan pembongkaran hingga tiba di Bulungan. Ongkos kirim dari Tarakan satu karungnya kena Rp 20 ribu,” ujarnya.

Menurut Lili, tidak menutup kemungkinan ke depannya harga pasaran ikut naik. Saat ini pengusaha masih mengandalkan stok. Sedang di Jawa sudah ramai-ramai membicarakan naiknya harga kedelai.

"Setelah saya cari informasi ke pabrik tahu dan tempe yang lain ternyata mereka masih mengandalkan stok lama. Sementara kami tidak menaikkan harga pasaran, hanya saja ukuran ketebalan dan panjangnya dikurangi,” ujarnya.

Evi, salah satu pemilik pabrik tahu yang berlokasi di Jalan Padaelo mengakui terakhir kali membeli kedelai satu karungnya seharga Rp 470 ribu. Namun itu satu minggu yang lalu dan sekarang sudah mencapai Rp 520 ribu sampai Rp 550 ribu.

“Kedelainya memang didatangkan dari Tarakan, harga itu sudah dengan ongkos kirim. Dalam sehari kami biasanya menghabiskan 6 sampai 7 karung dan menghasilkan bahan jadi sekitar 900 bungkus tempe dan 20 ember tahu,” bebernya.

Kedelai yang didatangkan biasanya bisa mencapai 5 ton atau 50 karung untuk keperluan produksi kurang dari sebulan.

“Target jualnya di pasaran saja dan juga melayani pembelian secara eceran. Harga tetap sama Rp 5 ribu satu bungkus,” ungkap perempuan yang mempekerjakan enam karyawan itu.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X