TARAKAN – Bandar Udara Juwata Tarakan mencatat terjadi penurunan pergerakan penumpang selama momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), dibandingkan tahun sebelumnya.
Total pergerakan penumpang baik yang datang maupun berangkat sejak dibukanya posko pengendalian transportasi udara Nataru pada 18 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021, mencapai 23.114 penumpang. Bila dipersentasekan pertumbuhan -46,38 persen dari tahun 2019-2020.
Adapun jumlah pergerakan penumpang tahun 2019-2020 mencapai 41.556 penumpang. “Pesawatnya kita bergeraknya banyak tetapi penumpangnya yang cenderung turun,” terang Ketua Posko Pengendalian Transportasi Udara Nataru, Ceppy Triono.
Ceppy menilai, penurunan jumlah penumpang ini disebabkan banyaknya peraturan yang dikeluarkan pemerintah daerah terkait persyaratan orang masuk daerah.
Namun, jika terkait Covid-019, Ceppy menegaskan pihaknya tetap mensupport. Karena setiap daerah punya kewenangan masing-masing, berkaitan orang yang akan bergerak di daerahnya.
Pihaknya sendiri menerapkan syarat berangkat dengan menggunakan rapid test antigen hingga 8 Januari 2021. Hal tersebut mengikuti aturan daerah tujuan, yang kebanyakan memberlakukan syarat rapid test antigen.
Sementara itu, terjadi kenaikan pada cargo untuk menutup penumpang yang kurang. Kenaikannya mencapai lebih dari 100 persen. Rinciannya 57,21 persen untuk Outgoing dan 64,27 persen Incoming.
“Kita bersyukurlah artinya air line di Tarakan sudah mulai hidup kembali. Walaupun dengan pembatasan-pembatasan, baik itu peraturan dari Kementerian Perhubungan maupun dari daerah-daerah lain,” ungkapnya. (mrs/uno)