TARAKAN – Pembangunan jembatan di depan Bandar Udara Juwata Tarakan mendapat perhatian Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan.
Pasalnya, pembangunan dikeluhkan warga lantaran sejak dimulai pengerjaan pada Juli 2020 hingga sekarang, belum tuntas. Kondisi itu menghambat akses masyarakat.
“Jadi itu keluhan masyarakat, merasa akses jalannya harus berputar arah. Kemudian jembatan yang dilewati, kualitasnya, mutu bebannya tidak maksimal,” jelas Wakil Ketua Komisi III DPRD Tarakan, Edi Patanan, Selasa (5/1).
Karena itu, bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) dan kontraktor serta konsultan, Komisi III DPRD Tarakan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat kondisi sebenarnya.
Keterangan yang diperolehnya dari pihak kontraktor, progres fisik sudah mencapai 70 persen. Adapun alasan belum rampungnya pembangunan, karena selama ini terkendala cuaca yang sering hujan.
Meski demikian, anggota DPRD Tarakan Fraksi PDIP ini telah mendengarkan komitmen pihak kontraktor. Terkait jadwal rampungnya pembangunan jembatan tersebut.
“Dari pihak kontraktor menjanjikan paling lambat awal Februari atau akhir Januari ini jembatan sudah selesai. Pertengahan Februari itu sudah bisa dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat,” ungkapnya.
Kegiatan yang masih akan dilakukan di antaranya pengecoran dan pemasangan plat pembentang jembatan. Namun demikian, kontraktor masih punya waktu kurang lebih dua bulan untuk menyelesaikan.
Sesuai kontrak kerja, pembangunannya berakhir pada Maret. Dibeberkan Edi, alokasi anggarannya sekitar Rp 4,6 miliar untuk pembangunan dua jembatan bersama jalan swasembada di RT 55, 56, 57, 58, 59 Kelurahan Karang Anyar, yang bersumber dari APBD Kota Tarakan. (mrs/uno)