Swab PCR Masih Standar Diagnosa

- Kamis, 14 Januari 2021 | 14:17 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG SELOR - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltara Agust Suwandy menegaskan, rapid test bukan untuk menentukan diagnosis seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak.

Ia menegaskan, jika hasil rapid test reaktif, belum tentu positif Covid-19. Maka untuk menentukan atau memastikannya harus dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction).

"Jika non reaktif tetapi ada gejala-gejala ke arah Covid-19, juga harus dilanjutkan pemeriksaan swab PCR,” kata Agust, baru-baru ini.

Ia menambahkan, rapid antibodi, rapid antigen, dan PCR swab memiliki perbedaan masing-masing. "Rapid antibodi sampel yang diambil berupa darah. Tujuannya mendeteksi antibodi IGC dan IGM untuk melawan Covid-19. Durasi waktu hasil dikeluarkan sekitar 15 menit, dengan tingkat sensitivitas mencapai 60 sampai 70 persen," bebernya.

Adapun rapid test antigen, sampel yang diambil berupa lendir dari hidung dengan menggunakan metode mendeteksi protein virus yang ada di kulit virus corona. Durasi waktu hasil dikeluarkan sekitar 25 menit dengan tingkat sensitivitas atau akurasinya sekitar 92 persen.

“Berbeda dengan PCR swab test. Ini sampel yang diambil berupa lendir dari hidung dan juga dari tenggorokan dengan metode deteksi materi genetik virus lewat RNA. Durasi waktu sekitar satu sampai tiga hari dan juga tingkat sensitivitas mencapai angka 99 persen,” ujarnya.

Terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bulungan Heriyadi Suranta mengatakan, rapid swab antigen merupakan metode skrining. Metode ini dipercaya lebih baik daripada rapid antibodi.

“Rapid swab antigen merupakan skrining, yang lebih baik daripada rapid antibodi. Kalau sudah positif, kemungkinan besar positif juga hasil PCR-nya,” tuturnya.

Lebih lanjut, kalau hasil rapid swab antigen negatif maka belum tentu orang tersebut negatif Covid-19. “Karena hasil negatif bisa jadi karena ada beberapa faktor. Pertama jumlah virusnya masih sedikit dan kedua gejalanya masih baru. Kecuali swap PCR, bisa menjadi standar diagnosa,” tutupnya. (*/mts/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X