TANJUNG SELOR – Kondisi Sekolah Dasar (SD) Filial 006 Desa Bengara, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan yang memprihatinkan mengundang simpati Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bulungan, Ingkong Ala.
Ingkong Ala mengaku belum mengetahui secara pasti informasi keberadaan sekolah tersebut. Namun, jika benar kondisinya di lapangan memprihatinkan, ia akan memberi atensi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulungan.
“Iya, nanti kita sampaikan ke dinas terkait informasi tersebut,” ujarnya, belum lama ini.
Menurutnya, tidak menutup kemungkian dijadwalkan meninjau langsung kondisi sekolah tersebut. "Atas masukan dan informasi, nanti saya coba koordinasikan dengan dinas terkait. Sekaligus untuk mengetahui secara pasti persoalan yang terjadi,” bebernya.
Sebelumnya diberitakan, sarana dan prasarana Sekolah Filial SD Negeri 006 Desa Bengara, Kecamatan Sekatak masih jauh dari standar. Sehingga memerlukan perhatian dari semua pihak, utamanya pemerintah daerah.
Selain sarana dan prasarana, jumlah tenaga guru dan siswanya juga masih minim. "Kita juga kurang dukungan dari desa setempat. Sebelumnya sudah diusahakan oleh kepala sekolah dengan pemilik tanah dengan menghibahkan lahan," ungkap Tania Ipat, salah satu tenaga pengajar di sekolah filial ini saat disua Harian Rakyat Kaltara, Rabu (13/1) pekan lalu.
Kata Tania, Disdikbud Bulungan sudah pernah meninjau langsung sekolahnya. Ia berharap ada kepastian bangunan sekolah yang representatif untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. "Sering dipantau oleh Disidikbud," ujarnya.
Sekolah yang memiliki empat ruangan tersebut, kata Tania, kondisinya sedikit lebih baik dibandingkan sebelumnya. Yang beralaskan tanah, beratapkan daun nipah, kemudian disekat menjadi dua ruangan. Saat ini ruangan telah disekat dengan papan dan beratapkan seng. Walaupun sudah tampak berumur. Sekolah ini belum dilengkapi toilet dan air bersih.
"Iya berpindah-pindah. Kalau bangunan yang ada saat ini dibangun sejak tahun 2019. Konstruksi bangunan ini sebagian besar merupakan swadaya warga sekitar," ujarnya.
Sekolah filial ini merupakan kelas yang dibuka di luar sekolah induk diperuntukan untuk siswa-siswi yang tidak tertampung di sekolah tersebut baik karena keterbatasan atau kursi ruang kelas atau jarak tempat tinggal siswa-siswi yang jauh.
"Rata-rata kendala murid adalah akses yang cukup jauh antara tempat tinggal mereka dengan sekolah. Ditambah lagi mereka harus melewati hutan. Kalau hujan, biasanya, mereka tidak bisa datang ke sekolah. Selain itu, kadang ikut serta orangtua berkebun," ujarnya.
Hingga saat ini, tenaga pengajar atau guru yang aktif mengajar hanya dua orang. Walau demikian, hal itu tidak menyurutkan semangat Tania Ipat untuk membagikan ilmu demi masa depan anak-anak usia sekolah di Desa Bengara. (*/mts/mua)