Jasa Angkutan Material Terimbas

- Senin, 8 Februari 2021 | 22:10 WIB
BERIMBAS: Jasa angkutan material bangunan terdampak akibat penutupan Jembatan Jelarai.
BERIMBAS: Jasa angkutan material bangunan terdampak akibat penutupan Jembatan Jelarai.

TANJUNG SELOR – Imbas penutupan Jembatan Jelarai, Tanjung Selor dirasakan oleh pelaku jasa angkutan material bangunan. Tak ada pilihan lain selain akses melalui jalur alternatif yang disiapkan pemerintah daerah, yaitu Jalan Meranti-Buluh Perindu sampai tembus ke jalan Trans Kalimantan di wilayah Gunung Seriang.

Omi (35) pengusaha angkutan material bangunan mengatakan, sejak ditutupnya jembatan Jelarai, pekerjanya meminta kenaikan upah dengan alasan akses jalan jauh karena harus lewat Jalan Meranti.

"Ongkos mengangkut batu bata juga sebelumnya Rp 60 ribu satu kali angkut kapasitas 1.500 batu bata. Setelah akses Jalan Meranti dilewati, pekerja meminta upahnya dinaikkan," kata Omi, Minggu (7/2). 

Kenaikan yang diminta pekerja cukup tinggi dan membuatnya harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit. “Sekarang ongkos angkut bata dengan jumlah 1.600 mereka minta Rp 150 ribu. Kalau di bawah itu mana dorang mau,” bebernya.

Menurutnya, secara logika seharusnya malah ia sebagai pemilik mobil yang meminta kenaikan ongkos angkut karena harus memutar jauh. Praktis biaya operasional naik, karena penggunaan bahan bakar juga ikut naik. 

"Harusnya kami yang berpikir dua kali. Karena selain jalannya berputar, ongkos pembelian minyak bertambah. Mereka hanya menyiapkan tenaga saja,” ujarnya.

Namun setelah diamatinya, para buruh angkut bekerja dengan sistem target. Dalam satu hari harus mendapatkan 5 sampai 7 kali angkut. 

“Pekerja ini juga memang modelnya seperti freelance,” ujarnya.

Hal ini menurutnya sama seperti efek domino, yang pada gilirannya berimbas kepada pelanggan. Sebab sebagai pemilik kendaraan, tambahnya, ia bisa saja menaikkan harga kepada pelanggan atau konsumen dengan alasan yang sama yaitu akses yang jauh.  

“Jika ongkosnya kami naikkan, maka berimbas pada pelarian pelanggan dan ini menimbulkan sebuah persaingan usaha, tentu menjadi dilematis juga,” tuturnya. (*/mts/mua)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X