TARAKAN – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Utara (Kaltara) mendorong agar pemerintah daerah dapat menjadikan Tarakan sebagai pelabuhan ekspor.
Pasalnya, dengan kebijakan ekspor saat melalui Surabaya, dinilai merugikan pengusaha. Contohnya, tarif sewa kontainer saat ini dari Tarakan menuju Rotterdam, Belanda. Biasanya hanya USD 6.750 per satu kontainer, sekarang naik menjadi USD 15.250. Terjadi kenaikan USD 9.000.
Hal itu diketahui Ketua Apindo Kaltara Peter Setiawan yang juga pengusaha cold storage, biasanya mengirim ikan Bandeng ke Rotterdam, Belanda. Namun dengan kenaikan sewa tarif kontainer, dinilai memprihatinkan keberlangsungkan usaha.
Di sisi lain, udang dengan size 20 saat ini dinilai tidak laku di Jepang dan lebih kepada pasar Amerika. Sehingga berdampak pada harga tabel yang lebih murah dibandingkan size kecil.
Dengan alasan-alasan itu, pihaknya mendorong dibukanya ekspor langsung hasil perikanan dan kelautan dari Tarakan. Apindo Kaltara pun sudah membahas wacana ini dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tarakan dan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan. Agar dapat mengupayakan terwujudnya wacana tersebut.
“Saya bersama Kadin bersinergi dengan pemerintah kota dan kalau bisa ekspor melalui Tarakan. Karena rutenya itu dari Surabaya ke Tarakan, turun lagi baru berangkat. Mendingan langsung Tarakan sebagai pelabuhan ekspor, kita langsung ke Tawau atau negara lainnya,” terang Peter kepada awak media, Rabu (10/2).
Dari pertemuan itu, Peter menilai, terdapat kesamaan misi dengan Kadin Tarakan yang menginginkan agar Tarakan bisa menjadi pelabuhan ekspor. Jika keinginan itu terwujud, maka bisa menghemat tarif sewa kontainer hingga 30 persen dan lebih cepat sampai ke negara tujuan.
Peter mengaku, telah menanyakan kepada PT Pelindo IV Cabang Tarakan akan potensi menjadi pelabuhan ekspor. Dan ternyata itu bisa terlaksana. Hasil yang sama pun diperoleh dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Tarakan.
Jika Tarakan dipastikan menjadi pelabuhan ekspor, maka diperkirakan daerah di Kalimantan lainnya bisa dialihkan ke Tarakan untuk mengekspor hasil daerahnya.
Agar tidak hanya menjadi wacana saja, Peter akan berkoordinasi dengan Wakil Ketua Komite II DPD RI Hasan Basri yang turut memperjuangkan di pusat.
“Kita ingin Kadin, Apindo, bersinergi sama pemerintah kota. Nanti masalah di pusat Hasan Basri dari anggota Komisi II,” tuturnya. (mrs/uno)
