TARAKAN – Pos SAR Tarakan turut membantu pencairan korban Abi (4) diduga tenggelam di Sungai Sekatak RT 01 Desa Tenggiling, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan.
SAR Tarakan menerima laporan tersebut pada pukul 21.25 Wita dan langsung melakukan pencarian di lokasi yang diduga tempat korban tenggelam.
“Kami dapat informasi dari Babinsa Kecamatan Sekatak. Diperkirakan korban ini terjatuh dari dermaga Pelabuhan Sekatak. Saat itu korban sedang melihat kakaknya mandi di sungai,” jelas Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan, Amiruddin, Jumat (12/2).
Korban diketahui tidak ikut berenang bersama kakaknya, karena cuaca habis hujan. Diduga korban terpeleset karena jembatan basah dan licin, membuat korban terjatuh. Dalam proses pencarian, SAR Tarakan menerjunkan 6 personel.
Hingga kemarin, pencarian masih dilakukan. Proses pencarian terhambat, karena lokasi tempat kejadian susah sinyal. Sehingga, informasi dan komunikasi antar tim agak terganggu. “Kalau dari SAR Tarakan ada satu Rigid Inflatable Boats (RIB), kami turunkan untuk melakukan pencarian dengan satu tim ada 6 personel,” ungkapnya.
Sesuai rencana operasi, lanjut Amiruddin masih berdasarkan pergerakan arus. Terlebih lagi, di sekitar sungai di Desa Tenggiling ini memiliki arus yang deras. Sehingga fokus pencarian di arah muara, sekitar 1-3 mil dari lokasi kejadian. “Arusnya cukup deras. Jadi konsentrasi fokus pencarian tim di arah muara dari lokasi kejadian,” imbuhnya.
Pencarian dilakukan hanya sejak pagi hingga sore hari. Karena visibilitas jarak panjang yang terbatas. Namun, ia memastikan waktu hingga sore hari juga tergantung cuaca. Diperkirakan hanya sampai sekira pukul 17.00 Wita. Lebih dari waktu tersebut, cuaca sudah mulai gelap dan visibilitas tidak memungkinkan dilakukan pencarian hingga malam hari.
“Sebenarnya bisa dilakukan pencarian malam, jika korbannya diketahui atau sudah muncul di permukaan. Tapi kalau masih berupa pencarian, tidak efektif," tegasnya.
Sesuai standar operasional prosedural (SOP) pencarian akan dilakukan selama 7 hari. Ia juga menghimbau, agar warga yang melakukan aktivitas di wilayah perairan, untuk tetap waspada. Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bulan Januari hingga Maret, cuaca diperkirakan kurang bagus.
Selain terdampak dari cuaca La Nina, kata Amiruddin, curah hujan semakin meningkat. Sehingga masyarakat yang berdomisili di tebing dan pinggir sungai, untuk mengantisipasi terjadinya air ROB, atau air pasang tinggi. La Nina ini merupakan pola cuaca yang rumit dan kompleks yang terjadi tiap beberapa tahun sekali. Akibat dari variasi suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa.
"Kalau di wilayah tebing, antisipasi tanah longsor. Diperkirakan BMKG, La Nina ini sampai bulan Maret. Di Kaltara ini saja bisa dikatakan setiap hari hujan, jadi harus waspada. Kalau butuh jasa pertolongan SAR, bisa menghubungi call center bebas pulsa di 115,” pesannya. (sas/uno)