TANJUNG SELOR - Laboratorium Container Biosafety Level-2, milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara sempat tidak beroperasi. Dikarenakan mengalami gangguan. Sehingga pengoperasiannya terhenti di tengah pandemi yang masih mengancam.
Meski memiliki harga yang fantastis, yakni Rp 20 miliar, laboratorium tersebut masih bermasalah. Padahal, laboratorium itu sangat dibutuhkan untuk menguji sampel dan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) guna mendeteksi Covid-19.
Saat dikonfirmasi, hal tersebut pun dibenarkan pihak Dinkes Kaltara. Sumber masalah dari laboratorium tersebut karena aliran listrik atau pasokan listrik yang tidak bisa masuk atau tidak teraliri.
“Hanya ada gangguan listrik saja dan tidak stabil. Kalau sekarang, sudah berjalan normal lagi,” ujar Kepala Dinkes Kaltara Usman, Senin (15/2).
Sejauh ini, kata dia, pemeriksaan dan pengujian sampel Covid-19 berjalan dengan baik. Namun tetap tidak semua sampel dapat dilakukan pengujian di Laboratorium Container Biosafety Level-2 itu. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor lainnya, yang menyebabkan pengujian belum maksimal dilakukan.
Apalagi, masih banyak sampel yang dikirim ke luar Kaltara seperti ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
“Banyak dikirim keluar, karena SDM kita belum maksimal. Jumlah maksimal yang dapat diuji di Laboratorium BSL-2 itu hanya 100 sampel saja,” ujarnya.
Dengan beroperasinya kembali laboratorium BSL-2, diharapkan mampu mempercepat pendeteksian suspek kasus positif Covid-19. Hal ini penting dilakukan, mengingat semakin cepat seseorang terdeteksi Covid-19. Maka semakin cepat pula penanganannya, untuk menurunkan tingkat penularan.
“Beruntung tidak lama berhenti beroperasi dan kami bisa mengatasinya. Kami harap ke depan tidak ada kendala seperti ini,” tutupnya. (fai/uno)
