TANJUNG SELOR - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang mengajak penggunaan batik khas bernuansa etnik Kaltara bagi pegawai perkantoran pemerintahan maupun swasta.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara Norhayati Andris, mengapresiasinya. Ia menjelaskan, Kaltara memang belum mempunyai ornamen batik yang memadukan semua unsur kebudayaan lokal asli Kaltara.
Hanya kabupaten/kota saja yang memiliki ciri khas sendiri-sendiri. “Batik Kaltara perlu kita sinergikan dengan kabupaten/kota lainnya. Agar bisa terlihat ciri khas dari Kaltara, bisa dikolaborasi dari beberapa eknis yang ada. Sehingga menjadi satu batik resmi yang dipakai oleh seluruh elmen masyarakat Kaltara,” ungkapnya Jumat (19/2).
Ia juga berpendapat, perlu beberapa jenis batik yang bersifat eksklusif namun harga jualnya tetap terjangkau.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan mendorong Disperindagkop Kaltara untuk menseriusi terobosan penggunaan batik khas Kaltara. Dimulai dengan perancangan motif, sampai industri hulu dan hilirnya.
“Seperti batik khas Tarakan terinspirasi flora dan fauna setempat. Batik pada umumnya dikenakan pada acara-acara sosial yang bersifat formal. Batik ini juga digunakan sebagai hadiah, untuk menunjukkan niat baik dan memberi selamat antara rekan kerja, keluarga, dan kawan,” katanya.
Norhayati berpendapat, kebijakan penggunaan batik khas Kaltara yang dicanangkan gubernur, perlu diapresiasi dan ditanggapi positif. Utamanya oleh kalangan anak muda.
"Harusnya batik mampu mengangkat kearifan lokal. Hingga generasi muda pun mengetahui kekayaan budayanya,” kata Norhayati. (*/nnf/mua)
