Bercita-cita Hadirkan Kandang Khusus Kucing Jalanan

- Rabu, 24 Februari 2021 | 21:22 WIB
BENTUK KEPEDULIAN: Komunitas BSF saat memberikan makanan kepada kucing-kucing liar.
BENTUK KEPEDULIAN: Komunitas BSF saat memberikan makanan kepada kucing-kucing liar.

HIDUP tak bertuan memberikan kebebasan tanpa batas. Namun kebebasan tersebut bukanlah kebebasan hakiki, karena penuh ancamaan, tantangan, dan risiko. Berharap untuk mendapatkan secuil makanan perlu pengorban untuk sekedar bertahan hidup. 

 

MARTINUS, TANJUNG SELOR

 

Gambaran tersebut tersemat pada hewan liar tak bertuan, termasuk kucing. Bermula dari kasus tersebut Komunitas Bulungan Street Feeding (BSF) yang diketuai oleh Widya terketuk hati untuk sekedar berbagai dan memberikan makanan secara sosial kepada kucing liar. Terutama kucing-kucing yang berkeliaran di pusat keramaian seperti pasar hingga kucing jalanan di ibu kota Kaltara, Tanjung Selor. 

“Komunitas BSF ini merupakan komunitas pencinta kucing, tujuannya memberikan makanan kepada kucing-kucing liar yang terlantar. Untuk sementara ini kami fokus kepada kucing, jadi kebetulan yang tergabung dalam komunitas  ini adalah orang-orang pencinta kucing dan peduli terhadap kucing liar,” ungkap Widya kepada awak Harian Rakyat Kaltara, Jumat pekan lalu (19/2).

Perempuan yang keseharian menjual makanan dan vitamin kucing ini, menjelaskan awal mula mendirikan BSF. Berawal ada ajakan orang yang memiliki niat dan keinginan yang sama. Rasa prihatin terhadap kucing di tempat keramian. Karena semakin hari populasinya meningkat dan namun nasibnya terbengkalai. 

“Jadi hitung-hitungan kegiatan ini sedikit banyaknya dapat meringankan beban kucing, yang sedang bergulat bertahan hidup di luar sana,” bebernya.

Pemberian makanan kepada kucing liar dilakukan sekali seminggu. Lazimnya pada Minggu sore. Namun seiring berjalannya waktu, juga semakin banyak peminat terutama yang kalangan anak muda. “Tergantung juga dari kesemptan mereka, karena ini sifatnya tidak memaksa,” ujarnya. 

Lika liku perjalan komunitas BSF ini sempat vakum dalam satu bulan, lantaran pandemi Covid-19 dan juga salah satu anggotanya terkonfirmasi positif flu yang diduga berasal dari Wuhan, Tiongkok tersebut. Sehingga kegiatan ditunda demi kesehatan dan keselamatan. 

“Memang kami jarang kelihatan karena bergeraknya sore dan malam hari. Ini saja baru aktif kembali setelah vakum satu bulan. Karena salah satu anggota positif Covid-19. Jadi istrirahat dulu,” tuturnya. 

Anggota komunitas BSF biasanya bergegas pada sore hari dengan menyasar Pasar Induk Tanjung Selor maupun kucing yang terpantau hilir mudik di jalanan. “ Kadang juga teman ketika jalan sekalian bawa makanan. Jadi ketemu kucing di jalan langsung diberikan makanan. Kalau di pasar biasanya saat kami datang. Pasti kucing-kucing itu berkumpul. Jadi kaya sudah kenal atau mengetahui sampai ikut kejar keliling pasar,” jelasnya.

Tujuan selanjutnya dari komunitas BSF adalah menyasar semua  hewan terlantar dan yang tidak terayomi. Namun untuk sementara ini baru fokus ke kucing, karena mudah didekati dan minim risiko. Namun kata Widya, tidak menutup kemungkinan ke depanya menyasar semua hewan, jika ada dukungan dan dorongan dari semua pihak dalam mendukung upaya selamatkan hewan liar. 

“Biasanya kalau kucing jalanan, ketika dikasih makanan pasti lari atau kabur. Memang memerlukan waktu untuk beradaptasi. Untuk hewan liar lainnya seperti anjing kami belum berani, mungkin perlu keahlian khusus. Berbeda dengan kucing kita bisa bujuk dan tidak begitu terancam pada keselamatan kita,” jelasnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X