Siapkan Rp 3,9 M Belanja Alat Kontrasepsi

- Kamis, 25 Februari 2021 | 21:42 WIB
PANTAU LAYANAN: Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Republik Indonesia(RI)  mengunjungi Puskesmas Tanjung Selor, Rabu (24/2).
PANTAU LAYANAN: Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Republik Indonesia(RI) mengunjungi Puskesmas Tanjung Selor, Rabu (24/2).

TANJUNG SELOR – Pengelolaan anggaran Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sejak tahun ini dialihkan, dari sebelumnya dikelola oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat dan BKKBN Provinsi, kepada Pemprov dan Pemkab/Pemkot.

Demikian diungkapkan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Republik Indonesia M Rizal Martua Damanik saat mengunjungi Puskesmas Tanjung Selor, Rabu (24/2).

Kunjungannya itu ditujukan untuk melihat langsung pelaksanaan dan pelayanan kontrasepsi. Khususnya metode kontrasepsi jangka panjang yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Apakah ada kendala atau tidak. Alhamdulillah dari pemaparan yang telah kami peroleh, pelayanan yang menggunakan DAK tidak mengalami hambatan yang berarti. Artinya sudah sesuai dengan yang direncanakan,” bebernya.

DAK untuk pengadaan dan pelayanan kontrasepsi yang dialokasikan kepada Pemkab Bulungan mencapai Rp 3,9 miliar. Jumlah tersebut diberikan berdasarkan jumlah dan kebutuhan masyarakat.

Dia menambahkan, secara umum alat kontrasepsi terbagi atas dua jenis, yaitu kontrasepsi hormonal dan non-hormonal. “Kontrasepsi hormonal merupakan cara kontrasepsi yang melibatkan hormon. Sedangkan kontrasepsi non-hormonal artinya tidak mengunakan hormon,” bebernya.

Ia menyebut beberapa alat kontrasepsi yang dapat menunda kehamilan. Pertama, mengunakan pil KB (Keluarga Berencana), yang metode dan cara penggunaanya cukup diminum setiap hari sesuai anjuran dokter.  Namun, pengunaan pil ini memerlukan disiplin tinggi dan komitmen untuk mengkonsumsinya setiap hari.

Kedua, suntik KB. Cara ini tuturnya, cukup banyak dimintai oleh kaum wanita, karena dapat bertahan dalam durasi tertentu. “Bisa sampai tiga bulan. Dan juga cocok untuk digunakan oleh ibu menyusui pasca persalinan,” katanya.

Ketiga, mengunakan susuk KB atau implant.  Penggunaan alat kontrasepesi ini dengan memasukan susuk pada lengan tangan bagian atas. Ia menyebut, jika satu sampai dua susuk maka durasinya bertahan sampai tiga tahun. Demikian jika penggunaannya sampai enam susuk dapat bertahan sampai lima tahun.

Alat kontrasepsi lainnya untuk menunda kehamilan adalah penggunaan kondom, tubektomi, vasektomi, ayudi, serta cara alami jenis lainnya.

“Beberapa cara kontrasepsi alami, misalnya sistem KB kalender.  Cara ini tidak menggunakan alat atau pun tindakan operasi. Namun dapat dihitung pada masa subur wanita. Serta hindari hubungan seks pada masa subur,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu sangat penting dilakukan. “Ini ada kaitannya dengan situasi dan jumlah penduduk Indonesia. Ini merupakan cara kita melayani masyarakat kemudian pengetahuan terkait dengan alat kontrasepsi ini perlu terus kita tingkatkan,” paparnya.

Diharapkan dengan kucuran anggaran DAK ini rentang birokrasi pelayanan kontrasepsi menjadi ringkas. “Langsung kepada sasaran melalui pemerintah daerah, sesuai dengan lokasi dan kondisi pusat kesehatan masyarakat masing-masing daerah. Jadi kami melihatnya ini lebih efisien dan efektif,” tutupnya. (*/mts/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X