Di Kabupaten Ini, Angka Kematian Ibu dan Bayi Menurun

- Minggu, 28 Februari 2021 | 20:23 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan Imam Sujono mengungkapkan, tren angka kematian ibu dan bayi saat menjalani persalinan di Bulungan, tercatat menurun di tahun 2020.

"Alhamdulillah tahun lalu (2020) kasus kematian ibu dan bayi menurun. Itu pun  terjadinya di akhir Desember sebanyak dua kasus," ungkapnya kepada Rakyat Kaltara. Dari angka kasus tersebut, menurun cukup drastis dibanding 2019 lalu yang mencapai tujuh kasus.

Kasus kematian ibu dan bayi memang jadi salah satu perhatian utama pihaknya. "Kesehatan ibu dan bayi itu sangat penting," katanya. Adapun penyebab utama kematian pada ibu adalah permasalahan klasik. Disebabkan oleh eklampsia atau keracunan kehamilan yang dapat menyebabkan kejang, kemudian terjadinya perdarahan, dan infeksi pascapersalinan.

Dijelaskan Imam, ketika seorang ibu mengalami perdarahan saat kehamilan, darah yang keluar akan mengalir sangat deras, sehingga harus segera dibawa ke pusat kesehatan masyarakat.

Kondisi ini akan sangat berbahaya jika terjadi di daerah pedesaan yang lokasinya jauh dengan pusat layanan masyarakat. Padahal ketika sudah terjadi perdarahan, waktu maksimal yang harus ditempuh untuk mendapatkan pertolongan adalah 2 jam.

Sementara itu, untuk faktor risiko infeksi juga banyak terjadi setelah proses persalinan, karena banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya sanitasi dan kebersihan lingkungan. Biasanya, ketika ibu melahirkan dibantu dukun beranak atau bidan, kemudian masih ada sisa-sisa lendir atau darah keluar yang tidak diperhatikan, itu bisa menjadi sumber infeksi. Sebab kuman sangat senang dengan tempat yang kotor dan lembap.

Selain itu dijelaskan Imam, eklampsia merupakan kondisi serius yang dialami akibat preeklamsia pada ibu hamil, ditandai adanya kejang. Kondisi ini harus segera ditangani karena dapat membahayakan, tidak hanya nyawa sang ibu tetapi juga bayi yang dikandungnya.

“Eklamsia bisa terjadi pada saat ibu hamil mengalami hipertensi berat atau preeklamsia, dan sudah muncul kejang-kejang yang diikuti dengan penurunan kesadaran atau tatapan kosong,” pungkasnya. (*/nnf/udi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X