TAK hanya berbasis komunitas, Agustryanti juga sering berbagi ilmu dengan siswa Sekolah Dasar (SD) maupun kalangan ibu rumah tangga.
Pasalnya menurut dia, penggunaan media dari bahan bekas dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar terhadap siswa khususnya siswa usia dini.
Kepada siswa, ia selalu menanamkan bahwa menabung sampah dan mengelola sampah itu dapat bernilai dari segi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Targetnya pula, agar siswa bisa mengetahui proses pemilahan sampah menjadi barang bekas, bisa mengetahui cara menabung sampah, dan mampu mengelola sampah dengan baik. Pada gilirannya nanti, ia harapkan sekolah dapat berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli lingkungan.
“Saya pernah mengajarkan kreasi limbah koran bekas di pesantren, SLB (Sekolah Luar Biasa), di Lapas bersama ibu-ibu Bhayangkari. Bahkan karya yang mereka buat sudah pernah ada yang ikut pameran di Hari Lingkungan Hidup karena kita memang sudah kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Bulungan,” ucapnya.
Lanjut Yanti sapaan akrabnya, edukasi yang ia berikan kepada para siswa mulai menunjukkan hasil. Siswa mulai sadar membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
“Mereka juga mengerti pentingnya memilah sampah. Bahwa barang bekas bukan hanya sekedar untuk dibuang, tapi juga dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan yang bernilai ekonomis,” ujarnya. (*/nnf/mua/uno)