TARAKAN - Program Imigrasi yakni Eazy Passport, tahun lalu sudah dimulai dengan pelayanan permohonan paspor di Kabupaten Bulungan dan Malinau. Di dua Kabupaten ini, sekitar 300 orang yang ikut mengajukan permohonan paspor.
“Dalam waktu dekat kami akan ke Bulungan lagi. Dari Pemprov Kaltara sudah mengajukan permohonannya ke kami. Inovasi kami awal tahun ini masih Eazy Passport,” jelas Kepala Kantor Imigrasi Tarakan, Andi Mario, Jumat (5/3).
Jumlah pemohon paspor dari Kabupaten Bulungan meningkat, meskipun di masa pandemi Covid-19. Imigrasi juga memiliki kewajiban untuk memenuhi target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), dari bea permohonan paspor. Sehingga, dengan program Eazy Passport ini sekaligus bisa membantu memenuhi target PNBP Imigrasi Tarakan.
“Buat paspor itu memang sudah kami sampaikan, agar jauh-jauh hari. Kalau pas mau berangkat baru buat, maka hasilnya tidak sebentar. Prosesnya harus antre online dulu, bikin dulu. Kalau sekarang di sini mungkin dapat kuota. Tapi, kalau di kota besar, seperti Jakarta misalnya, sampai seminggu baru dapat antrenya,” ucap Andi.
Masa berlaku paspor ini, kata Andi, dengan masa waktu 5 tahun dan bisa disimpan asal tidak rusak dan hilang. Salah satu kendala yang terjadi di wilayah Kaltara, seperti gangguan jaringan. Hal ini juga harus diantisipasi masyarakat, yang memiliki rencana untuk keluar negeri. Agar bisa mengajukan permohonan paspor lebih awal.
"Memang sejauh ini masih sepi, belum ada peningkatan permohonan paspor. Sehari paling banyak lima pemohon saja. Mungkin karena masih pandemi juga, tapi tidak hanya di Tarakan,tapi seluruh Indonesia,” tuturnya.
Dalam proses pelayanan paspor, Andi mengaku sudah mempersiapkan protokol kesehatan yang ketat. Mulai dari hand sanitizer, tempat cuci tangan, semua wajib gunakan masker hingga menjaga jarak untuk semua pemohon yang datang. Bahkan, mewajibkan karyawannya untuk melakukan uji swab secara berkala. (sas/uno)
