TANJUNG SELOR - Posko penjagaan yang dibangun di wilayah perbatasan Bulungan (Kaltara)-Berau (Kaltim) sudah beroperasi selama dua pekan. Pendirian posko sebagai upaya penekanan penyebaran Covid-19 di Kaltara.
Terhadap warga yang ingin keluar masuk Bulungan menuju Berau dan sebaliknya, diwajibkan jalani tes rapid antigen. Di lokasi posko perbatasan telah ada layanan tersebut yang ditangani tenaga kesehatan (nakes). Pemeriksaan rapid antigen pun sempat mendapat penolakan dari masyarakat. Salah satunya dikarenakan ada masyarakat yang takut dan stidak ingin di rapid antigen.
Dikatakan salah seorang petugas kesehatan di posko perbatasan, Sri Ratna, selama 2 minggu bertugas banyak kejadian yang dialami. Mulai dari masyarakat yang menolak rapid antigen secara gratis di pos perbatasan, hingga membawa surat bebas Covid-19 yang sudah kadaluarsa.
Bahkan, ada beberapa masyarakat yang terbawa emosi, sehingga memarahi petugas kesehatan. Lantaran masyarakat merasa kaget dan tidak ingin di tes swab antigen. “Biasanya kami dimarah dan dibentak warga. Kami memaklumi itu, karena mereka juga kaget dengan adanya kebijakan itu,” terang Sri, Minggu (7/3).
Sejak ada penerapan kebijakan tersebut, banyak masyarakat yang tidak tahu, khususnya dari luar Kaltara. “Kami tetap edukasi, kalau ingin memasuki wilayah Kaltara, dan belum ada surat keterangan rapid antigen. Maka, harus dilakukan swab antigen di lokasi. Jika ada warga yang menolak keras dan berdebat, kami serahkan ke BPBD dan Satpol PP,” jelasnya.
Berkaitan fasilitas yang tersedia di lokasi, Sri mengaku tidak dapat menuntut banyak. Dirinya bersyukur karena tempat istirahat dan makanan serta air bersih disediakan dan terjamin. Hanya sinyal internet yang perlu usaha lebih. “Kalau kami bertugas di sini kan tidak boleh menuntut banyak. Terpenting ada tempat istirahat dan air bersih terus makanan juga aman, jadi ya jalani saja,” ungkapnya. (fai/uno)