TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) tumbuh positif pada Februari 2021. Pertumbuhannya naik 0,29 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Sesuai hasil pendataan pada empat kabupaten di Kaltara, khususnya di wilayah pedesaan pada Februari 2021, NTP Kaltara sebesar 103,92. Terjadi kenaikan sebesar 0,29 persen dibandingkan dengan Januari 2021,” sebut Kepala Bidang Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kaltara Panca Oktianti, Minggu (7/3).
Peningkatan NTP disebabkan indeks harga yang diterima petani dari produk yang dijualnya lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani, untuk produksi dan konsumsi sehari-hari.
“Indeks harga yang diterima petani sebesar 109,25. Ada kenaikan 0,25 persen. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani sebesar 105,12, atau turun 0,04 persen,” ujarnya.
Berdasarkan subsektor pertanian, mayoritas mengalami kenaikan NTP. Dari lima subsektor yang ada, hanya satu subsektor yang mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman holtikultura. Subsektor ini turun 0,04 persen yaitu dari 95,15 menjadi 95,12.
Subsektor lain tercatat Nilai Tukar Tanaman Pangan (NTPP) naik 0,11 persen menjadi 99,68. Nilai Tukar Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) tergolong stabil di angka 124,19. Nilai Tukar Peternakan (NTPT) naik 1,38 persen menjadi 104,75.
“Sedangkan Nilai Tukar Perikanan naik 0,30 persen menjadi 101,50. Baik perikanan nelayan atau budidaya, sama-sama mengalami kenaikan. Masing-masing 0,11 persen dan 0,52 persen,” ujarnya.
NTP merupakan salah satu indikator yang digunakan pemerintah untuk melihat perkembangan kesejahteraan petani. Jika NTP di atas 100, kata Panca menggambarkan adanya keuntungan yang didapatkan petani. Sedangkan jika di bawah 100, menggambarkan petani merugi karena biaya produksi dan konsumsinya lebih tinggi dibandingkan rupiah yang didapat saat panen. (*/nnf/mua)