Meraih Harmoni dalam Catur Brata Penyepian

- Selasa, 16 Maret 2021 | 19:58 WIB
SEMBAHYANG: Umat Hindu di Bulungan khususnya Tanjung Selor melakukan upacara Mecaru sehari sebelum Nyepi di Pura Agung Jagat Benuanta, Tanjung Selor, Sabtu (13/3) lalu.
SEMBAHYANG: Umat Hindu di Bulungan khususnya Tanjung Selor melakukan upacara Mecaru sehari sebelum Nyepi di Pura Agung Jagat Benuanta, Tanjung Selor, Sabtu (13/3) lalu.

Umat Hindu di Bulungan khususnya Tanjung Selor merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1943 pada 14 Maret 2021. Kata Nyepi sendiri berasal dari kata sepi, atau hening. Maka dari itu, peringatan dilalui dengan situasi sepi dengan sejumlah aturan Nyepi.

 

IKE JULIANTI, TANJUNG SELOR

 

PADA saat Nyepi, umat Hindu harus berhenti beraktivitas seperti di hari-hari biasa. Mereka menerapkan dan mematuhi aturan Nyepi, yang terangkum dalam Catur Brata Penyepian. 

Catur Brata Penyepian dikatakan Ketua PHDI Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) drg Ida Bagus Sidharahardja, terdiri empat pantangan, yaitu Amati Geni Pantang menyalakan api, lampu, atau diartikan sebagai alat elektronik. 

Amati Karya Umat Hindu harus menghentikan pekerjaan yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Amati Lelanguan Umat Hindu pantang menghibur diri atau melakukan hal yang menyenangkan dirinya, dan Amati Lelungaan Umat Hindu dilarang bepergian saat peringatan Nyepi.

“Saat ini kita sedang puasa, menerapkan aturan Nyepi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (14/3).

Dijelaskan Bagus sapaan akrabnya, sehari sebelum perayaan Nyepi dilakukan upacara Tawur Kesanga diikuti sebanyak kurang lebih 50 orang. Jumlah penganut Hindu di Bulungan kurang lebih 102 jiwa. Dalam upacara Tawur Kesanga, terdapat prosesi Mecaru, yakni prosesi pembersihan lingkungan pura dengan cara mengelilingi pura.

“Prosesi ini dilakukan dengan maksud untuk menetralisir sifat-sifat jahat. Baik yang ada di sekitar lingkungan pura maupun yang ada di dalam diri sendiri,” jelasnya. 

Selain itu, prosesi pembersihan sifat-sifat jahat di lingkungan pura maupun yang ada di dalam diri sendiri, lanjut Bagus untuk mempersiapkan diri sebelum menjalankan Catur Brata Penyepian agar tercipta lingkungan alam yang bersih serta harmoni.

“Sehingga saat melaksanakan Catur Brata Penyepian sudah dalam keadaan bersih, juga dengan alam sekitar yang bersih, sehingga semua menjadi harmoni,” tambahnya.

Bagus menjelaskan, Upacara Tawur Kesanga untuk memberikan persembahan dan rasa syukur atas apa yang telah diperoleh selama satu tahun. Baik untuk makhluk yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Hal ini penting dilakukan, sebagai salah satu bentuk introspeksi diri dalam menyambut tahun yang baru.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X