TANJUNG SELOR - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kaltara, menjadi perhatian sejumlah pihak. Khususnya Dinas Kehutanan Provinsi Kaltara.
Setiap tahunnya, Karhutla selalu terjadi dan merugikan masyarakat. Selain menghabiskan lahan, Karhutla juga mengganggu aktivitas masyarakat. Karena menimbulkan kabut asap yang bisa memicu penyakit pernapasan.
Kepala Dinas Kehutanan Kaltara Syarifuddin mengatakan, persoalan Karhutla selalu menjadi fokus tahunan yang harus diselesaikan. Apalagi, pihaknya terus melakukan patroli secara bertahap di seluruh kabupaten/kota di Kaltara. "Selama ini kami patroli terus," ungkapnya, Minggu (28/3).
Di Kaltara, terdapat lima Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang tersebar di seluruh daerah. Baik itu Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL), maupun Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK), serta Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
"KPH yang ada di Kaltara, memiliki tugas melakukan pengawasan. Selain tugas utama mengelola kawasan hutan," ujarnya.
Pada tahun 2020 lalu, karhutla cukup banyak terjadi di Kaltara. Bahkan terjadi di setiap daerah. Namun hanya beberapa daerah saja yang menonjol dalam kasus karhutla.
"Penekanan di tahun ini, adalah patroli di lima kabupaten dan kota. Kemudian terkait peralatan, kita juga cukup lengkap. Itu yang kita yakini, bisa menangani persoalan karhutla. Apalagi kita masuk dalam kategori terbaik dalam penanganan karhutla," jelasnya.
Khusus untuk Bulungan, akan menjadi atensi pihaknya. Sebab kasus terbanyak tahun 2020 berada di Bulungan. Meski ia tidak menyebutkan jumlah kasusnya.
Menurutnya, banyak masyarakat yang membakar lahan untuk membuka kebun, namun tidak bisa mengendalikan api saat membesar, sehingga merambah ke mana-mana. Akibatnya, lahan atau hutan yang ada di sekitarnya ikut terbakar.
"Itu yang perlu diawasi karena banyak kita temukan yang seperti itu," pungkasnya. (fai/udi)