TANJUNG SELOR – Toko Indonesia yang berada di Krayan, Kabupaten Nunukan, dibangun sejak 2016 silam. Namun, hingga saat ini pun belum operasional. Dikarenakan, bangunan tersebut masih banyak kekurangan.
Diakui Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltara Hartono, jika Toko Indonesia belum bisa digunakan. Dikarenakan banyak kekurangan yang belum terselesaikan. Hal ini diketahui usai kunjungan Gubernur Kaltara ke Krayan, beberapa waktu lalu.
Toko Indonesia masih butuh pembenahan, dan diperlukan kebutuhan listrik, air PDAM, sanitasi hingga lampu. “Kebutuhan dasarnya belum terpenuhi. Ini yang menjadi kendala selama ini, jadi belum bisa kita gunakan Toko Indonesia,” jelas Hartono, Minggu (18/4).
Upaya menindaklanjuti kelengkapan yang dibutuhkan Toko Indonesia, Pemprov Kaltara akan menganggarkan di APBD perubahan. “Kita tunggu saja, seperti apa nantinya. Apalagi Gubernur sudah melihat langsung di lapangan,” ungkap Hartono.
Belum berfungsinya Toko Indonesia, hal tersebut pun berdampak pada barang akan disediakan dan diperjualbelikan. Sehingga, barang-barang itupun sementara ditampung di Kecamatan Krayan. Agar masa berlaku barang tidak sampai kedaluwarsa tersimpan.
Berdasarkan koordinasi Pemprov Kaltara dengan pihak kecamatan, barang tersebut diminta untuk tetap dijual. Semua kecamatan yang mau membeli, langsung berhubungan dengan pihak kecamatan. Barang tersebut berasal dari dana hibah sebesar Rp 300 juta.
“Kami sudah sampaikan ke Kecamatan Krayan Barat. Kami minta dijual barang yang ada, sesuai harga standar di sana. Kemudian setelah laku semua, kami minta dilaporkan dan belanja lagi barang-barang yang diperlukan,” tutup Hartono. (fai/uno)