Sosok Kartini dianggap salah satu perempuan yang mempunyai peran penting di Indonesia. Selama hidupnya, Kartini mencoba mendobrak tradisi feodal Jawa. Peran perempuan di ranah politik saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata, seperti yang ada di DPRD Bulungan terdapat lima perwakilan perempuan.
IKE JULIANTI, TANJUNG SELOR
SALAH satunya dari lima perempuan itu bahkan menduduki jabatan sebagai unsur pimpinan yaitu Aluh Berlian, dari Fraksi Partai Golkar. Aluh sapaan akrabnya menjelaskan keterlibatannya di dunia politik. Diakuinya tak lepas dari perjuangan Kartini yaitu terkait dengan emansipasi.
“Ini mencerminkan kesetaraan dan keadilan gender di zaman modern. Peringatan Hari Kartini menjadi momen refleksi tentang peran dan kekuatan perempuan di Indonesia khususnya Tanjung Selor,” ucapnya Rabu, (21/4).
Nilai-nilai Kartini masa kini terus digeliatkan para perempuan dari seluruh lapisan elemen dalam status sosial ekonomi level apa pun. Namun kata dia, emansipasi tidak melulu harus terjun dalam dunia politik saja. Terpenting adalah peran perempuan dalam keluarga. Yakni peran seorang ibu.
“Karena dari ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang berwawasan. Selain itu, juga ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kehidupan bangsa,” ungkapnya.
Hanya saja, di era milenial sekarang, diakuinya tidak sedikit perempuan yang mengabaikan buah perjuangan Kartini. Dan menyia-nyiakan masa mudanya. Hanya untuk melakukan hal yang tidak pantas.
“Nah, ini juga yang disayangkan. Banyak wanita yang membuang cuma-cuma masa depannya. Hanya untuk hal yang tidak bermanfaat. Apalagi sampai terjerumus ke dalam pergaulan bebas,” ujarnya.
Dirinya mengajak perempuan generasi muda meneladani sikap dan mental Kartini. Baik dengan mengimplementasikan suatu gagasan ataupun dengan sebuah karya dan prestasi yang membanggakan.
“Sekarang tidak sedikit perempuan yang bekerja dan bisa berkarya sesuai dengan minatnya. Di era milenial ini adalah sebuah tantangan bagi perempuan agar dapat lebih maju ke depannya,” ujarnya.
Dia juga berpesan perempuan generasi milenial harus lebih cerdas, kreatif, beretika. Dengan demikian, maka perempuan sudah bisa mengimplementasikan emansipasi wanita di era milenial. Namun lanjutnya, tetap tidak melupakan kodrat. Misal sebagai seorang istri dan ibu.
“Melayani suami dan mendidik anak merupakan tanggung jawab utama di dalam lingkungan keluarga. Warisan Kartini dalam bentuk kepedulian dan peri kemanusiaan yang adil dan beradab tidak pernah musnah,” pungkasnya. (*)