TANJUNG SELOR – Tidak sedikit kendaraan roda empat melintasi Jalan Meranti-Bulu Perindu melanggar ketentuan batas kecepatan maksimum sesuai yang dianjurkan otoritas berwenang.
Kondisi jalan yang belum teraspal alias berpermukan tanah membuat debu membumbung di kala cuaca terik. Hal ini yang membuat pengendara roda dua banyak yang mengeluh. Di kala hujan, jalan berkubang lumpur.
Terkadang untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan menghindari kepulan debu, pengendara roda dua menepi bahkan berhenti. Salah satu pengendara sepeda motor, Nurdin (29) menuturkan, hampir setiap hari truk yang memuat material tanah melintas di ruas jalan itu.
Ia memaklumi hal itu, karena jalan adalah akses satu-satunya menghubungkan Tanjung Selor dan jalan trans Kalimantan. Akibat penutupan jalur sebelumnya dalam perbaikan.
Namun ia berharap pengendara roda empat berbagai jenis, tidak memacu kendarannya dengan kecepatan lebih dari 20 kilometer per jam. “Kalau jalannya diaspal pasti tidak menyulitkan pengendara. Pemkab mesti mengaspal total Jalan Meranti-Bulu Perindu, agar semua pengendara merasa aman,” ujarnya.
Dari pantauan media ini di lapangan, Jumat (23/4) kondisi Jalan Meranti-Bulu Perindu kian parah. Lubang yang berukuran kecil mulai membesar. Sebagaimana lazimnya sepanjang jalan mengepul debu tebal akibat kendaraan yang melintas. (*/mts/mua/uno)