NUNUKAN – Klaster Puskesmas Nunukan Kota menjadi klaster baru penularan Covid-19. Seiring adanya 10 tenaga kesehatan (nakes) dan 3 pegawai non nakes, yang terpapar.
Secara keseluruhan ada 80 nakes di Nunukan yang terpapar virus Corona. Padahal, para nakes yang sudah menerima dua kali suntikan vaksin Sinovac. Juru Bicara Satgas Covid-19 Nunukan Aris Suyono menjelaskan, imunitas atau kekebalan tubuh penerima vaksin tidak bisa langsung terbentuk setelah divaksin.
“Dari beberapa referensi, vaksinasi dilakukan 28 hari setelah dosis pertama. Lalu 14 hari setelah dosis kedua. Efikasi vaksin yang terbentuk di level 65 persen,” ujarnya, Minggu (25/4).
Meski telah menerima vaksin, tetap kepatuhan protokol kesehatan (prokes) harus diaplikasikan seluruh warga. Baik yang belum divaksinasi maupun yang sudah. Untuk imunitas penerima vaksin dan yang belum divaksin ada perbedaan.
“Terhadap yang sudah vaksin, ketika terpapar maka kasusnya tidak menjadi berat. Mereka yang divaksin sudah memiliki kekebalan,” imbuhnya. Menurut Aris, setiap orang memiliki tingkat imunitas berbeda. Bagi yang terpapar, meski penerima vaksin, kemungkinan berada pada kondisi lemah secara fisik dan pikiran.
Kabupaten Nunukan menerima kuota perdana vaksin Sinovac 3.640 dosis. Jumlah ini diperuntukkan bagi 1.800 nakes. Per 25 April, data infografis Satgas Covid-19 Nunukan mencatatkan, kasus konfirmasi 1.360 orang. Lalu, 1.239 pasien dinyatakan sembuh dan 25 orang meninggal akibat Covid-19.
Dari 21 kecamatan, ada 5 kecamatan masuk zona hijau tanpa kasus Covid-19. Meliputi, Kecamatan Lumbis Hulu, Lumbis Pansiangan, Krayan Selatan, Krayan Tengah dan Krayan Barat. Adapun wilayah yang dinyatakan hijau setelah sempat ada kasus, masing masing Kecamatan Lumbis, Lumbis Ogong, Krayan Timur, dan Sembakung Atulai. Untuk zona orange ada 3 kecamatan. Terdiri dari Kecamatan Nunukan, Nunukan Selatan dan Sebatik Timur.
Sementara itu, mengantisipasi agar kasus Covid-19 di India tidak terjadi di Kota Tarakan. Wali Kota Tarakan Khairul mengingatkan, agar masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan.
“Peristiwa di India karena memang overconfident. Mungkin pembawaannya hanya satu atau dua orang. Tetapi tidak jaga jarak, tidak pakai masker, akhirnya terjadi lagi secara massal,” ungkap Khairul, Sabtu (24/4) lalu.
Mantan Sekretaris Daerah Tarakan ini menilai, meskipun kondisi penularan Covid-19 di Indonesia menurun, tetap harus menjalankan protokol kesehatan.
Mendapatkan vaksinasi belum menjamin masyarakat aman dari Covid-19. Vaksin Sinovac hanya untuk kekebalan tipe 1 dan 2. Dalam teorinya pun, sampai empat tahun ke depan pasca pandemi Covid-19, tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
“Walaupun kebebasan sudah agak sangat longgar kita berikan. Tetapi tentu waspada terhadap gelombang kedua, ketiga, mungkin keempat akan terus terjadi. Jika lakukan protokol kesehatan dengan baik, insyaAllah bisa kita atasi dengan baik,” harap Khairul.
Antisipasi terhadap eksodus warga yang masuk ke Indonesia melalui Tarakan, Khairul menyerahkan pengawasan kepada instansi terkait. Di pintu masuk kedatangan orang di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tarakan. (*/lik/*/viq/mrs/uno)