NUNUKAN – Tiga orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Sabah Malaysia diduga terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu dipastikan Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nunukan Aris Suyono.
Ketiganya merupakan PMI yang dideportasi pada 22 dan 23 April lalu, melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. “Hasil swab PCR kita terima hari ini (kemarin, Red). Hasilnya, ada 3 deportan terkonfirmasi positif Covid-19. Ini merupakan penularan impor karena mereka pelaku perjalanan dari luar negeri,” terang Aris, (26/4).
Aturan yang selalu diberlakukan bagi para deportan, setiap kedatangan dari Malaysia. Petugas medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tunon Taka akan langsung melakukan swab PCR. Setelah itu, dibawa menuju Rusunawa untuk karantina mandiri selama 5 hari. Sample swab, dikirim ke RSUD Tarakan atau ke Balai Besar Laboratorium dan Kesehatan (BBLK) Surabaya.
Butuh waktu minimal tiga hari untuk menerima hasil laboratorium dari sample swab yang diambil. “Tiga orang terkonfirmasi positif semua berjenis kelamin laki-laki,” imbuhnya.
Saat ini, Satgas Covid-19 langsung melakukan tindakan pemisahan para pasien dengan kontak erat. Mereka yang sekamar dengan para pasien Covid-19, dipisahkan. Para tenaga kesehatan pun melakukan tracing kepada semua deportan. Sekaligus memberikan pengawasan dan tindakan medis sesuai protokol kesehatan yang berlaku.
“Kita mulai melakukan tes antigen, masa karantina bagi mereka yang seharusnya selesai besok (hari ini, Red), kita perpanjang hingga awal Mei ini,” tuturnya.
Terpisah, Kepala kantor Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Kombes Pol Hotma Victor Sihombing mengatakan, tiga deportan terkonfirmasi Covid-19 sudah mendapat perlakuan khusus. Bahkan, sudah menempati kamar terpisah.
“Kapasitas Rusunawa sekitar 400 orang. Kami bagi per kamar itu 5 orang. Yang terpapar Covid-19 ada tiga laki laki di tiga kamar berbeda. Jadi kami sediakan 15 kamar sebagai antisipasi dan perawatan,” jelasnya.
BP2MI belum bisa memastikan pemulangan para PMI. Saat ini ada sekitar 254 PMI deportasi yang ditampung di Rusunawa. Rinciannya, pada deportasi 22 April ada 149 orang dan 23 April sebanyak 105 orang.
“Kita belum bisa memastikan pemulangan mereka. Bisa jadi, mereka tidak bisa mudik karena harus fokus penanganan Covid-19 dan kontak eratnya dulu,” ujarnya. (*/lik/*/viq/uno)