Hilang di Laut, Ternyata Kehabisan BBM dan Faktor Cuaca Buruk

- Senin, 3 Mei 2021 | 22:09 WIB
DITEMUKAN SELAMAT: Salam Candra (duduk) saat dievakuasi tim SAR Tarakan setelah sempat hilang kontak hampir 24 jam di tengah laut.
DITEMUKAN SELAMAT: Salam Candra (duduk) saat dievakuasi tim SAR Tarakan setelah sempat hilang kontak hampir 24 jam di tengah laut.

TARAKAN – Pria berusia 35 tahun bernama Salam Candra, yang dikabarkan hilang kontak hampir 24 jam, berhasil ditemukan, sekira pukul 13.45 Wita, Minggu (2/5). 

Salam ditemukan dalam kondisi selamat di atas speedboatnya, yang terapung di tengah laut yang kehabisan bahan bakar. Warga Kelurahan Lingkas Ujung ini ditemukan sejauh 40 mil atau 70 km dari lokasi pertama hilang kontak. Dengan titik kordinat 03°24'198"N 118°07'890"E.  

Salam hilang kontak di daerah Pulau Selayu, Kabupaten Bulungan sejak Sabtu (1/5) lalu, sekira pukul 13.35 Wita. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan Amiruddin menyatakan, speedboat yang digunakan Salam lost contact dari Pulau Selayu menuju Tarakan, saat usai panen ikan di tambaknya. Speedboat bermesin 40 PK yang digunakan Salam ternyata tidak dilengkapi alat navigasi. Sehingga saat tersesat, sulit mengetahui posisinya. 

Dalam usaha melakukan pencarian, tim SAR Tarakan menurunkan 4 personel, dibantu Polair Polda Kaltara, Polair Polres Tarakan dan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XIII Tarakan. Tim terbagi di sekitar Pulau Bunyu mengarah ke Utara, Nunukan. Untuk tim kedua berjumlah 5 orang fokus di daerah Pantai Amal ke arah Selatan. 

“Korban ditemukan di sebelah timur Pulau Bunyu. Dari lokasi diduga hilang kontak, jarak 40 mil ke arah timur laut,” tuturnya. Kondisi korban, kata Amiruddin, masih sehat. Hanya diperkirakan mengalami dehidrasi dan depresi, karena berada di laut. Korban membawa hasil panen 500 kg ikan bandeng. Tim melakukan penelusuran menggunakan sinyal handphone korban. 

Dari penuturan korban, sebelum hilang kontak sempat menghubungi keluarganya. Namun, hanya mengatakan tidak bisa melihat Tarakan. Menurut Amiruddin, alat navigasi ini penting untuk bisa mengetahui titik koordinat korban dan mempercepat pencarian. 

“Di lautan sangat luas. Semua tanda speedboat kami datangi dan ternyata bukan. Ini yang jadi kendala. Kemungkinan, korban ke arah timur masuk lautan lepas dan tidak bisa melihat Tarakan. Kami sempat meminta bantuan Lantamal XIII, kalau ada KRI yang melihat,” urainya. 

Diduga kondisi cuaca hujan deras sepanjang perjalanan pulang, mengakibatkan korban tidak bisa melihat Tarakan. “Korban langsung dievakuasi ke kapal kami. Sedangkan speedboat yang dibawanya, kami suplai bahan bakar untuk bisa dibawa personel kami. Setelah merapat di Tarakan, kami serahkan kepada keluarga,” ungkapnya. 

Kediaman Salam di Jembatan Besi RT 07 Nomor 34 Kelurahan Lingkas Ujung, Kecamatan Tarakan Timur, sekira pukul 16.41 Wita, dikunjungi keluarga dan tetangganya. 

Mereka ingin melihat kondisi Salam yang berhasil ditemukan tim gabungan. Suami dari Alwiah ini tampak mengenakan seragam petugas Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan. Salam menceritakan awal  kejadian yang dialaminya.

Pada Sabtu (1/5) pagi sekira pukul 07.30 Wita, ia keluar dari tambaknya di Pulau Selayu menuju Tarakan. Di tengah perjalanan, Salam kehabisan bensin. Ditambah kondisi cuaca buruk.  “Begitu kemarin (Sabtu, Red) jam setengah 8 pagi, saya keluar dari tambak. Kira-kira jam setengah 10 habis bensin, kabut, besar gelombang dan hujan,” kisahnya. 

Padahal, menurut Salam, posisinya ketika kehabisan bensin sudah tidak jauh dari Tarakan. Ia mengaku sudah melihat pelabuhan dan rumah-rumah. Namun, karena kehabisan bensin dan dihantam gelombang, ditambah air surut. Sehingga, membawanya menjauh dari Tarakan dan kehilangan arah tujuan.

Hingga Maghrib tiba, Salam yang berada di suatu laut tanpa diketahui lokasinya, melihat lampu merah dan putih. Ia berupaya mendekati lampu tersebut dengan cara mendayung. Namun, justru tidak mampu menjangkaunya. 

Di tengah kejadian yang dialaminya, Salam ternyata tetap berpuasa. Saat tiba waktu berbuka, terpaksa meminum air laut. Karena tidak ada bekal yang ia bawa. “Waktu buka itu minum air asin, aku pakai tanganku,” ucapnya. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X