TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), melaporkan ekonomi global membaik di awal tahun ini. Kondisi itu ikut mendorong perbaikan ekonomi di Indonesia, termasuk di Kaltara, meski masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) secara tahunan (yoy), Kaltara menjadi satu dari tiga provinsi di Kalimantan yang mencatat perbaikan ekonomi di triwulan I 2021. Bersama Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kaltara mencatat kontraksi sebesar -1,91 persen. Sementara Kalsel terkontraksi -1,25 persen, dan Kalbar -0,10 persen atau hampir mendekati level positif. Dua provinsi lainnya yakni Kaltim terkontraksi -2,96 persen dan Kalteng -3,12 persen.
“Kalau kita lihat secara spasial Kalimantan, Kaltara menjadi salah satu dari tiga provinsi yang mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi secara years on years di triwulan I,” terang Kepala Tim Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (Kekda) KPwBI Kaltara Bambang Irwanto, Senin (10/5) pekan lalu.
Demikian secara quartalan. Menurut Bambang, Kaltara mampu memperbaiki kondisi perekonomiannya. Dari triwulan IV tahun lalu 0,14 persen meningkat menjadi 0,49 persen pada triwulan I tahun ini, atau tumbuh mendekati 0,5 persen.
“Perbaikan yang cukup signifikan ini kita anggap sangat baik. Mengingat Kaltara ini menjadi satu-satunya provinsi di Kalimantan, yang mencatatkan pertumbuhan positif secara kuartalan pada triwulan I,” pujinya.
Perbaikan ini, terjadi karena adanya perbaikan di sisi demand atau permintaan. Khususnya produk pertambangan dan industri pengolahan, di tengah pemulihan ekonomi mitra dagang seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.
Namun, ia mengingatkan agar Kaltara perlu mencermati dan berhati-hati. Agar tidak terulang tren supercycle komoditas yang pernah terjadi di tahun 2008 silam. Mengakibatkan berbaliknya arah perekonomian dari sebelumnya membaik.
Perbaikan ekonomi Kaltara di triwulan I 2021 ini masih didominasi sektor pertambangan, yang berorientasi ekspor. Sehingga ekonomi Kaltara sangat tergantung pada kondisi ekonomi global.
Dari data pangsa ekonomi Kaltara berdasarkan lapangan usaha, sektor pertambangan mencatat 26,8 persen. Disusul sektor pertanian 17,6 persen, konstruksi 12,7 persen, perdagangan 11,3 persen, industri pengolahan 8,9 persen dan lain-lain 22,1 persen.
Semuanya ini ditopang oleh tingkat ekspektasi masyarakat yang cukup baik. Itu tercermin dari Indikator Kinerja Kunci (IKK), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Harga Konsumen (IEK) berdasarkan hasil survei konsumen yang dilakukan KPwBI Kaltara.
Dari sisi investasi, KPwBI Kaltara mencatat terjadi peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hingga mencapai 200 persen pada triwulan I 2021. Termasuk untuk Penanaman Modal Asing (PMA), relatif masih terkontraksi.
Kegiatan ekpor Kaltara pun mengalami peningkatan meskipun terkontraksi. Triwulan pertama ekspor Kaltara mencapai USD 200 ribu atau -6,68 persen (yoy). Ini ditopang oleh perbaikan ekspor Crude Palm Oil (CPO) maupun ekpor batubara sebagai komoditi utama.
Sementara itu harga batu bara acuan justru mengalami pertumbuhan positif secara tahunan (yoy) yang hampir mencapai 23,9 persen. Sedangkan pada kuartal IV tahun lalu hanya 15,7 persen.