9 Kecamatan di Nunukan Terendam Banjir

- Sabtu, 29 Mei 2021 | 21:04 WIB
BELUM SURUT: Kondisi banjir yang merendam sekolah di Kecamatan Sembakung belum berangsur-angsur surut.
BELUM SURUT: Kondisi banjir yang merendam sekolah di Kecamatan Sembakung belum berangsur-angsur surut.

NUNUKAN – Kondisi banjir di Nunukan belum berangsur-angsur surut, khususnya yang berada di 9 kecamatan. Wilayah kecamatan yang terendam banjir, mayoritas berada tidak jauh dari sungai. 

Kecamatan yang terendam banjir, yakni Kecamatan Sebuku, Tulin Onsoi, Sembakung, Sembakung Atulai, Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan, Lumbis Ogong, Krayan Induk dan Krayan Selatan.

“Banjir melanda 9 kecamatan dengan ketinggian bervariasi. Ada yang setinggi mata kaki sampai pinggang orang dewasa,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Muhammad Amin, Jumat (28/5).

Banjir yang melanda kecamatan tersebut ada tiga penyebabnya. Pertama, faktor kondisi air laut sedang pasang tertinggi. Kedua, intensitas hujan lebat disertai petir yang terus terjadi. Faktor terakhir, karena efek dari gerhana bulan yang terjadi pada Rabu (26/5) malam. 

“Dari 9 kecamatan yang terendam banjir, terparah di Kecamatan Sembakung. Wilayah ini memang berada paling rendah dan bisa dikatakan perhentian air sehingga paling lama surut,” jelasnya.

Personel BPBD terus melakukan pemantauan dengan menerjunkan ke wilayah terdampak yang terparah. Stok logistik disiapkan jika terjadi langkah evakuasi. Termasuk mengirim mesin perahu 40 PK dan 1 unit kendaraan bermotor, untuk memudahkan distribusi logistik dan pendataan.

Saat ini tercatat 300 rumah yang ditinggali 440 KK dengan 1.500 jiwa di Kecamatan Sembakung yang terdampak. BPBD Nunukan mencatat, ketinggian banjir di Sembakung saat ini sekitar 4 meter dari ketinggian normal sungai yakni 3 meter.

“Kita masih tetap siaga, karena tidak menutup kemungkinan ketika hujan terjadi, banjir semakin meluas,” imbuhnya.

Banjir yang terjadi, berasal dari luapan Sungai Sembakung dengan panjang sekitar 287 kilometer. Dimana salah satu hulunya berada di Malaysia. Info terakhir yang dilaporkan ke BPBD per 28 Mei, banjir surut sekitar 10 sentimeter dari ketinggian 4,9 meter. 

“Banjir yang terjadi dianggap masyarakat setempat sudah terbiasa. Selama mereka masih bisa menempati ‘Pungkau’, tidak akan mau dievakuasi ataupun mengungsi,” tutur Amin.

Pungkau merupakan bahasa setempat dalam menyebut para-para. Yaitu sebuah ruang dari papan yang dibangun tepat dibawah atap rumah. Masyarakat Sembakung biasa memasak dan tidur di pungkau ketika terjadi banjir. “Saat ini, para petugas BPBD Nunukan terus melakukan pemantauan sekaligus pendataan. Setiap jam kami ada laporan dari petugas tiap kecamatan. Fokus kita bukan hanya Sembakung, tapi semua kecamatan terdampak. Kita tetap siaga dan hari ini (kemarin, Red) kita sudah menetapkan status siaga darurat,” tegas Amin. 

Banjir yang merendam di Kecamatan Sembakung dan Lumbis, merupakan banjir rutin tahunan. Banjir di perbatasan RI–Malaysia ini berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia. Air kemudian mengalir ke Sungai Pampangon, berlanjut ke Sungai Lagongon ke Pagalungan, masih wilayah Malaysia. 

Dari Pagalungan, aliran sungai memasuki wilayah Indonesia melalui Sungai Labang, Sungai Pensiangan dan Sungai Sembakung.

Pada awal 2021, banjir yang diyakini masyarakat sebagai banjir kiriman dari Malaysia ini merendam sejumlah desa di Kecamatan Sembakung. Meliputi Desa Butas Bagu, Labuk, Pagar, Tujung, Manuk Bungkul, Atap, Lubakan dan Tagul. Saat itu, ketinggian banjir mencapai 2,1- 4 meter. BPBD Nunukan mencatat, 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa terdampak. (*/lik/*/viq/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X