TARAKAN–Sejumlah peluang investasi itu adalah disiapkannya layanan ratusan hektare untuk kawasan perindustrian, serta turut serta menanamkan modal dalam pembenahan wisata Pantai Amal.
Peluang itu ditawarkan Wali Kota Tarakan Khairul saat menghadiri kegiatan Badan Perwakilan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tarakan, Minggu (30/5). “Kami tentu memprioritaskan pengusaha lokal kalau mau dan mampu,” ujarnya. Kawasan itu sebenarnya pernah dilirik pabrik baja PT Sino Steel. Namun, dalam perjalanannya, belum ada tindak lanjut dari perusahaan tersebut. Kemungkinan dampak pandemi Covid-19.
Selain itu, Pemkot Tarakan menyiapkan lahan 1.000 hektare untuk kawasan minapolitan untuk industri perikanan dan kelautan di Kecamatan Tarakan Utara. Jenis investasi yang bisa digarap seperti pembangunan pelabuhan perikanan, cold storage, atau industri pengolahan rumput laut dan ikan kaleng.
Ada juga lahan sekitar 200 hektare untuk industri kecil dan menengah di Kelurahan Karang Harapan Kecamatan Tarakan Barat.
Sementara itu, untuk peluang investasi dalam proyek pengembangan Pantai Amal, Khairul menawarkan konsorsium kepada pengusaha lokal untuk membangun sejumlah fasilitas lainnya, yang direncanakan di tahap tiga pembangunan.
“Kami ada rencana bikin kondotel atau taman hiburan. Kalau bisa, konsorsium pengusaha lokal lebih bagus. Itu saya kira menjanjikan, tapi memang perlu investasi. Kami juga tawarkan ke luar, tapi kalau memang itu nanti ada pengusaha lokal yang berminat dan mampu, ya kami akan prioritaskan pengusaha lokal. Harapan kami seperti itu,” sambungnya.
Peluang itu ditawarkan kepada pengusaha lokal karena ada capital flight sekitar Rp 1,6 triliun capital setiap tahun yang ke luar Tarakan, diduga disebabkan ketergantungan Tarakan terhadap industri hilir dari daerah lain dan luar negeri.
Jika peluang-peluang tersebut bisa digarap pengusaha lokal, Khairul memperkirakan bakal memperkuat fondasi ekonomi, termasuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Tarakan dan menciptakan lapangan kerja. Ending goal-nya akan menurunkan angka kemiskinan.
Adapun bentuk kerja sama, Khairul mencontohkan yang sudah berjalan terhadap pengelolaan Grand Tarakan Mal (GTM) dan Taman Hiburan Masyarakat (THM), yakni pemanfaatan lahan Pemkot Tarakan dalam jangka waktu 25 tahun dengan sistem hak guna bangunan (HGB). Mereka nantinya bisa menjual, tapi ketika habis masa kerja samanya, dikembalikan ke Pemkot Tarakan.
Alternatif lain berupa kerja sama business to business antara pengusaha dengan perusahaan daerah (Perumda) milik Pemkot Tarakan, dengan sistem bagi hasil. Sebelum ke pengusaha lokal, Khairul telah menawarkan melalui Menteri Pariwisata dan Ekomi Kreatif yang juga pengusaha nasional Sandiaga Uno dalam kesempatan bertemu beberapa pekan lalu.
Sementara itu, mantan ketua BPC Hipmi Tarakan Jufri Budiman menyambut baik penawaran Pemkot Tarakan, terutama dalam pengembangan kawasan Pantai Amal. Dia berencana membicarakannya bersama Hipmi Tarakan. “Nanti selesai kegiatan muscab dan pelantikan, mungkin kami akan rapat bersama, harus menyambut baik tawaran pak wali kota,” kuncinya. (kpg/mrs/dra/k16)