TIDENG PALE – Kerahasiaan data pemilih merupakan hal yang vital, sehingga keamanannya pun perlu dijaga. Agar tidak disalahgunakan oleh oknum tak bertanggungjawab.
Data penduduk warga pun sudah direkap Komisi Pemilihan Umum (KPU) KTT, dan dimasukkan dalam Sistem Informasi Pendaftaran Pemilih (Sidalih). Menurut Ketua KPU KTT Yudi, data tersebut satu sistem dari pusat yang terintegrasi dengan daerah, melalui aplikasi Sidalih.
“Soal kerahasiaan data warga masih dalam kategori aman,” ujar Yudi, Minggu (6/6). Dikatakan Yudi, untuk mengeluarkan data yang diminta oleh pihak ketiga, misalnya dari bakal pasangan calon ada mekanisme yang diperhatikan.
“Dalam pemberian data kami menjamin, misalnya kerahasiaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) itu ditutup sebagian dengan tanda bintang. Misalnya dalam transparansi data pemilih,” tutur Yudi.
Selain itu, atas perintah dari KPU Ri untuk menginput data pemilih berkelanjutan, yang harus diupdate setiap bulan. Dalam sebulan biasanya langsung diplenokan lalu dipublikasikan. “Tujuannya untuk mengetahui jika ada penambahan atau kekurangan jumlah pemilih. Alhamdulillah di KTT masih aman tidak ada penambahan atau kekurangan data pemilih yang signifikan,” ungkap Yudi.
Dalam menginput data ke KPU RI, masih terkendala dengan hanya tersedianya satu server saja. Sehingga, jika ada perubahan data yang diinput melalui aplikasi ini harus terlebih dahulu mengantre. Karena yang melakukan penginputan data se-Indonesia.
“Biasanya ada pembagian zona wilayah, dan di Kaltara kita mendapatkan jadwal input pukul 04.00 Subuh. Jadi agak kesulitan petugas kita menginput data, karena kadang harus menunggu terlebih dahulu,” tutupnya. (*/mts/uno)
