TANJUNG SELOR – Muhammad Azzam Al Alkholifi, terbaring lemah di BLUD Rumah Sakit Daerah (RSD) dr H Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor. Balita berusia 3,5 tahun itu menderita penyakit Epidermolisis Bulosa (EB).
Orang tua balita merupakan warga transmigrasi Salimbatu Tanjung Buka, Satuan Pemukiman (SP) 5, Kecamatan Tanjung Palas Tengah. Azzam ternyata merupakan adik dari Ayumna Nindira Setiasha yang telah meninggal dunia, karena penyakit yang sama.
Diakui Nurmadianingsih ibu dari Azzam, penyakit yang diderita buah hatinya sudah terjadi sejak lahir. “Awal lahir semuanya lengkap termasuk jari. Tapi seiring berjalannya waktu, organ tubuhnya tidak lagi sempurna. Bahkan jari tangan dan kaki sudah tidak kelihatan,” ucap sang ibu, saat ditemui Harian Rakyat Kaltara di ruang perawatan rumah sakit, Senin (7/6).
Menurut Nurmadianingsih, saat kehamilan anaknya itu tidak merasakan yang aneh. Bahkan hasil Ultrasonografi (USG) tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan pada bayinya. Azzam harus masuk rumah sakit pada Kamis lalu (3/6), karena Hemoglobin (HB) hanya dua. Yang disertai demam, muntah dan kondisi badan membengkak.
“Alhamdulillah, saat dirawat beberapa hari kondisinya sempat membaik,” imbuhnya. Dengan kondisi yang dialami saat ini, Azzam pun tidak bisa makan nasi maupun bubur. Hanya bisa diberikan minuman susu, sedikit demi sedikit. Dikarenakan organ dalam tubuh ada yang luka. Bahkan, berat badan Azzam 5,6 kg.
“Dari silsilah keluarga, tidak ada keluarga kami yang seperti ini (Epidermolisis Bulosa) dan berarti ini bukan genetik,” ungkapnya. Sang ibu rutin membawa Azzam tiap tiga bulan sekali untuk memeriksakan HB. Akan tetapi, karena ada kesibukan lain akhirnya terlambat membawa Azzam untuk kontrol.
“Dengan kondisi anak saya seperti saat ini, saya hanya bisa pasrah. Karena melihat pengelaman sebelumnya yang terjadi pada Ayumna kakak Azzam, yang memiliki penyakit sama,” pungkasnya. (*/nnf/uno)