TARAKAN - Jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, 2 Oktober mendatang, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltara melakukan berbagai persiapan. Salah satunya terkait penerimaan cabang olahraga (cabor) baru.
Ketua KONI Kaltara Muhammad Nasir mengatakan, sudah memasukan program terkait persiapan menghadapi PON XX yang akan dilaksanakan d Papua.
"Dalam rapat kerja, kita juga memutuskan terkait penerimaan cabor-cabor baru yang sudah memenuhi syarat untuk menjadi anggota KONI Kaltara," tuturnya, Sabtu (19/6).
Menurutnya, dalam rapat kerja, mekanisme organisasi harus dilaksanakan sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Selain itu pihaknya juga telah melakukan evaluasi secara bersama pengurus cabang olahraga (cabor) serta KONI kabupaten/kota. Dengan tujuan agar bisa mengevaluasi titik lemah di dalam organisasi.
"Sehingga tugas dan fungsi tujuan adanya KONI tingkat provinsi, sesuai dengan undang-undang sistem keolahragaan nasional," tegasnya.
Diketahui, ada empat cabor yang diterima sebagai anggota KONI Kaltara. Salah satunya E-Sport Indonesia (ESI) Kaltara. Menanggapi ini, Ketua ESI Kaltara, Brigjen TNI Sulaiman mengatakan, akan melanjutkan dan merevisi program kerja yang sudah disusun. Sehingga bisa melaksanakan program kerja sesuai aturan KONI Kaltara.
"Target awal mengikuti ekshibisi PON XX Papua. Atlet di Kaltara sangat banyak. Kami juga akan gelar kompetisi dalam waktu dekat untuk memilih atlet dan tim yang terbaik. Nanti dari 20 tim di Kaltara diambil lagi yang terbaik," ungkapnya.
Terkait kepengurusan ESI kabupaten/kota di Kaltara, disebutnya sudah terbentuk. Hanya saja perlu dilakukan pembinaan dan meningkatkan kemampuan atlet.
Sementara itu Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang turut mengajak semua pihak untuk membangun potensi olahraga di Kaltara.
Ia menilai Kaltara memiliki banyak potensi calon atlet berbakat, terutama dari kaum milenial. Sehingga ia mengharapkan ada pembinaan dan konsolidasi untuk meningkatkan prestasi atlet.
"Memang dalam meningkatkan prestasi atlet perlu dilakukan pembinaan. Tidak bisa dilakukan secara singkat. Perlu waktu lama untuk membentuk atlet yang siap bersaing untuk memperoleh prestasi," katanya. (sas/udi)
