Sebaran Covid-19 di Perbatasan Indonesia-Malaysia Massif

- Jumat, 2 Juli 2021 | 21:21 WIB
KASUS CORONA: Prosesi pemakaman pasien terkonfirmasi Covid-19 tetap mengikuti protokoler kesehatan dengan menggunakan APD lengkap.
KASUS CORONA: Prosesi pemakaman pasien terkonfirmasi Covid-19 tetap mengikuti protokoler kesehatan dengan menggunakan APD lengkap.

NUNUKAN – Wabah Covid-19 masih melanda perbatasan RI–Malaysia di Kabupaten Nunukan. Bahkan, sebarannya pun cukup massif dan jauh lebih cepat dari biasanya. 

Juru Bicara Satgas Covid-19 Nunukan Aris Suyono menduga virus kali ini merupakan varian Delta. Mengingat dalam sepekan, terjadi peningkatan kasus hingga puluhan sejak akhir Juni lalu. “Kita menduganya seperti itu (varian Delta). Kita masih menunggu hasil laboratorium BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Surabaya,” jelas Aris, Kamis (1/7). 

Virus Covid-19 kali ini didominasi karyawan PT Pembangun Perumahan (PP), yang sekaligus menjadi klaster baru. Pada 17 Juni lalu, ditemukan ada kasus konfirmasi di Pulau Sebatik. Berasal dari seorang karyawan PT PP berinisial FBS (29), yang melakukan perjalanan dari Jakarta dan Bandung.

Dari kasus tersebut, sebaran wabah berkembang menjadi 37 kasus. Wabah lalu mulai menyebar ke warga setempat, diawali adanya tukang urut yang melakukan kontak erat dengan karyawan tersebut. Sehingga terjadi klaster sekolah dan keluarga.

“Tukang urut itu menghadiri pengambilan rapor anaknya di sekolah. Dari situ wabah mulai menyebar,” tuturnya. Per 1 Juli, terjadi penambahan 7 kasus konfirmasi. Wilayah Pulau Sebatik, lokasi dimulainya jangkitan wabah masih menjadi area paling rawan. 

Hingga saat ini, Satgas Covid-19 Nunukan mencatat ada sekitar 1.611 kasus konfirmasi. Sebanyak 1.436 sembuh dan 29 kasus kematian. Sejak 17 Juni-1 Juli, terdapat 2 kasus kematian akibat Covid-19. Pertama berinisial T (62) pasien laki- laki, di Desa Aji Kuning Sebatik Tengah pada Minggu pekan lalu (20/6). 

Lalu FBS (29) karyawan PT PP yang meninggal dunia pada Sabtu (26/6). Terakhir kasus kematian pasien laki-laki berinisial R (52), warga Jalan H Beddu Rahim Sebatik Utara. Pria yang merupakan tukang urut sempat melakukan kontak erat dengan FBS. Terkonfirmasi sejak 21 Juni lalu dan sempat dirawat di Puskesmas Lapri Sebatik. Lalu dirujuk ke RSUD Nunukan karena mengalami perburukan kondisi.

“Pasien dirawat di RSUD Nunukan sejak 22 Juni lalu dan meninggal Kamis (1/7) pukul 07.25 Wita, karena disebabkan gagal nafas. Pasien juga memiliki komorbid hipertensi,” tutur Aris.

Aris mengingatkan masyarakat terus memperketat protokol kesehatan. Tetap laksanakan pola hidup bersih, menu makan seimbang dan menjaga stamina tubuh.

“Penularan masih cukup dinamis, masyarakat jangan abaikan protokol kesehatan. Upayakan selalu mencuci tangan dengan sabun setelah aktivitas. Bawa handsanitizer dan menjaga jarak dengan orang lain,” pesan Aris. (*/lik/*/viq/uno) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X