Siswa Tak Diwajibkan Ikuti MPLS

- Selasa, 6 Juli 2021 | 21:36 WIB
TAK WAJIB: Siswa baru SMP 1 Tarakan mengikuti MPLS, memasuki awal tahun ajaran baru 2021/2022, Senin (5/7).
TAK WAJIB: Siswa baru SMP 1 Tarakan mengikuti MPLS, memasuki awal tahun ajaran baru 2021/2022, Senin (5/7).

TARAKAN – Seiring masuknya tahun ajaran baru, sejumlah sekolah di Tarakan telah memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah pada Senin (5/7). Namun, untuk peserta didik baru diberikan pembekalan melalui kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Seperti terlihat di SMP Negeri 1 Tarakan. Puluhan siswa mendapat bimbingan dari pihak sekolah di aula SMPN 1 Tarakan. Pelaksanaannya juga menerapkan protokol kesehatan. 

Setiap siswa menggunakan masker. Selain itu, antara bangku satu dengan lainnya diberi jarak, hingga siswa pulang dijemput orangtuanya. Untuk mencegah kerumunan, pihak sekolah melaksanakan MPLS selama tiga hari dengan membagi jumlah siswa dalam beberapa kelompok. Setiap harinya diikuti empat kelompok.

Ada tiga hal pokok yang dikenalkan kepada siswa. Pertama tentang lingkungan sekolah menyangkut tata tertib dan kesehatan sekolah, khususnya mengenai upaya penanganan Covid-19 dan dampak-dampaknya.

Materi kedua tentang struktur organisasi sekolah mulai dari kepala sekolah hingga Tata Usaha (TU) serta pengenalan gedung sekolah. Sedangkan materi ketiga terkait penjadwalan, materi pelajaran dan cara belajar di sekolah dengan mengenalkan sistem belajar di masa pandemi Covid-19. 

Ketua Panitia MPLS SMP 1 Tarakan Heri Bertus Rusmianto menjelaskan, terkait izin orangtua mengenai pelaksanaan MPLS dan PTM, Heri menyebut pihaknya sudah membagikan surat pernyataan. Tetapi ia enggan menyebutkan berapa yang setuju dan tidak, karena data yang diperolehnya, ada orangtua yang tidak mengisi surat pernyataan tersebut. 

Pihaknya pun tidak mewajibkan siswa untuk mengikuti MPLS. Bagi siswa yang tidak mendapat izin, pihaknya mengirimkan materi MPLS untuk dipelajari di rumah. “Kita tidak memaksakan mereka ikut, tidak,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu orangtua siswa Herni, mengizinkan anaknya mengikuti MPLS dan PTM di sekolah, meskipun ada kekhawatiran akan kemungkinan penularan Covid-19.

“Kekhawatiran pasti ada ya. Cuma kita ikhtiar saja, soalnya mereka juga sudah kelamaan di rumah, lihat saja badannya sampai bengkak. Jadi mungkin kalau sekolah dia juga lebih bisa melihat dunia luar,” ujar Heni. 

Selain alasan itu, ia juga menilai perkembangan kasus Covid-19 di Tarakan masih terkendali, dibandingkan di Balikpapan yang dianggapnya dalam kondisi darurat. Ia dan anaknya berasal dari Balikpapan yang mengikuti pindah tugas suami ke Tarakan. 

Dengan mengizinkan PTM, ia juga rela meluangkan waktu mengantar jemput anak. Selain karena mengikuti persyaratan, juga demi keselamatan anaknya yang tidak boleh membawa kendaraan bermotor ke sekolah. (mrs/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X