TANJUNG SELOR–Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara Tina Wahyufitri mengatakan, Pertumbuhan ekonomi Kaltara masih mengalami kontraksi minus 1,91 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kaltara tetap membaik. Jika dibanding triwulan IV 2020, yang terkontraksi lebih dalam, yakni minus 4,75 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik pada triwulan I 2021, lanjut Tina, didorong oleh perbaikan kinerja dari sektor pertambangan dan penggalian. Meski di triwulan sebelumnya lapangan usaha pertambangan dan penggalian sempat terkontraksi minus 8 persen. Namun, triwulan I 2021, sektor usaha pertambangan tumbuh membaik, minus 2,49 persen. Sementara sektor yang menyebabkan kontraksi ekonomi triwulan I 2021 adalah kategori lapangan usaha transportasi dan pergudangan. “Turunnya cukup dalam, minus 14 persen,” ujarnya, Senin (12/7).
Dengan berjalannya pemerintahan baru dari gubernur dan wakil gubernur terpilih, cukup membantu pertumbuhan ekonomi Kaltara. Program prioritas pemerintah saat ini di antaranya terkait penanganan Covid-19, pendidikan, infrastruktur pertanian dan perikanan, serta penguatan UMKM dan koperasi, serta dinilainya dapat mendorong geliat ekonomi daerah.
Dalam rangka penanganan Covid-19 triwulan I 2021 misalnya, dia menyebut sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif dan tertinggi. Sekitar 8 persen. Beberapa kebijakan yang mendorong membaiknya kinerja lapangan usaha seperti vaksinasi, alokasi anggaran belanja pemerintah daerah untuk pengendalian Covid-19, dan insentif tenaga kesehatan (nakes).
Namun, dia menyarankan kepada pemerintah daerah perlu memerhatikan lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Agar pertumbuhan ekonomi di triwulan berikutnya berkualitas. “Untuk di Kaltara yang banyak menyerap tenaga kerja adalah lapangan usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan,” sebutnya. Lapangan usaha itu, mampu menyerap hampir 31 persen dari jumlah tenaga kerja. (kpg/*nnf/dra/k8)