PTM di Tarakan, Siswa Gantian Masuk Sekolah

- Senin, 19 Juli 2021 | 12:02 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Kepala SMPN 1 Tarakan, Tri Junarto S.Pd, M.Pd mengatakan, SMPN 1 Tarakan sempat melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dimulai pada tanggal 5 Juli-7Juli untuk Kelas VII dan tanggal 12 Juli-14 Juli untuk kelas VIII, namun untuk pelaksanaan motivasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan evaluasi selama pembelajaran daring untuk kelas IX yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Juli-17 Juli dilakukan penundaan karena pertimbangan kondisi meningkatnya kasus Covid-19 di Kaltara khususnya Tarakan.

“MPLS sudah kita rencanakan untuk kelas VII dan VIII, untuk kelas IX kita akan melaksanakan motivasi PTM dan evaluasi selama pembelajaran daring, tapi ditunda karena Tarakan terjadi peningkatan kasus Covid-19,” ungkapnya.

Adapun terkait pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), saat ini SMPN 1 Tarakan sudah mengajukannya, tinggal menunggu proses izin saja untuk pelaksanaan PTM di SMPN 1 Tarakan.

“Saat ini sudah kita ajukan, prosesnya masih menunggu izin yang keluar sebagai pegangan kita dalam melaksanakan PTM di SMPN 1 Tarakan,” ujarnya. Dirinya menjelaskan, SMPN 1 Tarakan sudah mempersiapkan diri untuk pelaksanaan PTM, dimana sudah melakukan vaksinasi terhadap guru dan seluruh warga di lingkungan SMPN 1 Tarakan. “Semuanya sudah divaksinasi hingga dosis kedua,”ungkapnya.

Adapun dalam pelaksanaan PTM nanti, SMPN 1 Tarakan menerapkan sistem bergantian untuk siswanya mengikuti PTM setiap harinya, dimana dalam satu hari setiap kelas hanya diisi 50 persen siswa saja yang mengikuti PTM.

“Sebenarnya orang tua lebih senang menyekolah anaknya dengan PTM, hal tersebut dilihat dari jumlah orang tua yang menandatangani surat pernyataan menyutujui PTM untuk kelas VII mencapai 75 persen, sementara untuk kelas VIII dan kelas IX berdasarkan data tahun lalu ada sekitar 55 hingga 60 persen orang tua yang menyetujui PTM,” ungkapnya.

Meski banyak orang tua yang menyetujui PTM, ada juga orang tua yang tidak menyetujui anaknya mengikuti PTM, terkait hal ini pihak SMPN 1 Tarakan sudah memfasilitasinya agar siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar secara daring.

“Orang tua yang sebelumnya tidak menyutui PTM, kedepan bisa mengikut sertakan anaknya mengikuti PTM, bila melihat kondisinya sudah semakin banyak siswa yang mengikuti PTM, dengan cara menandatangani surat pernyataan mengikuit sertakan anaknya mengikuti PTM,” tuturnya.

Adapun dalam pelaksanaan PTM, seluruh siswa termasuk guru dan warga sekolah wajib mengikuti protokol kesehatan (prokes) mulai dari mencuci tangan, mengukur suhu dengan termogram, menggunakan masker dan prokes lain yang wajib dipatuhi sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

“Adapun bila ada siswa yang sakit, kita sudah menyiapkan ruang isolasi dan UKS untuk penanganan awal, kita juga menghubungi orang tua siswa untuk menjemput anaknya yang sedang sakit. Kita juga selalu mengingatkan ke orang tua bila anaknya dalam kondisi yang kurang sehat diharapkan tidak turun sementara waktu sekolah, meskipun anaknya mengaku masih bisa turun sekolah, hal ini sebagai upaya pencegahan, mengingat Covid-19 ini gejalanya masing-masing orang berbeda-beda,” bebernya.

Sementara itu Kepala SMPN 7 Friny Napasti pelaksanaan PTM di SMPN 7 Tarakan sudah dilaksanakan pada tanggal 12 Juli, dimana dalam pelaksanaannya ada tiga kali pertemuan dalam seminggu. “Jadi kita bagi dua kelompok, kelompok pertama turun Senin, Rabu dan Jumat, sementara kelompok kedua turun Selasa, Kamis Sabtu, artinya dalam seminggu ada tiga kali pertemuan,” tuturnya.

Adapun hari dimana siswa tidak turun PTM dari hari yang ditentukan kelompok satu dan kelompok dua, siswa mendapatkan tugas mandiri di rumah yang harus dikerjakan. “Dalam setiap pembelajaran di kelas, hanya ada 16 siswa saja karena hanya 50 persen saja siswa yang ada di kelas, normalnya rata-rata 32 orang,  tapi karena masih ada siswa yang oleh orang tua tidak mengizinkan anaknya mengikuti PTM, dalam setiap kelas paling banyak 14 siswa saja, bahkan ada dalam satu kelas isinya 3 siswa hingga 2 siswa saja, tapi tetap kita layani pembelajarannya di kelas,” ungkapnya.

Dirinya mengungkapkan, saat ini baru ada 60 persen orang tua yang menyetujui anaknya mengikuti PTM di sekolah, sementara sisanya tidak menyetujui anaknya mengikuti, namun siswa yang orang tuanya tidak menyetujui PTM tetap kita layani dengan pembelajaran secara daring.

“Untuk kegiatan belajar mengajar di kelas juga kita kurangi jamnya menjadi 50 persen, bila normalnya dalam setiap satu mata pelajaran 40 menit, kini kita kurangi menjadi 20 menit saja, jadi nanti siswa mengikuti pelajaran dari pukul 08.00 Wita sampai pukul 10.20 Wita saja, sebelumnya siswa mengikuti pelajaran dari pukul 07.15 Wita hingga pukul 14.00 Wita,” bebernya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X