Covid-19 Terus Naik di Nunukan, Pasien Tak Boleh Dibesuk

- Sabtu, 24 Juli 2021 | 21:18 WIB
dr Dulman
dr Dulman

KASUS Covid-19 di Nunukan masih terjadi kenaikan. Hingga Kamis (23/7), tercatat ada sebanyak 2.746 kasus konfirmasi, dengan kesembuhan 1.800 pasien. Ada 41 pasien meninggal dunia. 

Untuk mengantisipasi sebaran wabah Covid-19, RSUD Nunukan mengambil kebijakan melarang aktivitas jam besuk pasien tanpa kecuali.

“Kita sudah ambil tindakan larangan besuk pasien. Kita menjaga pasien yang dirawat. Sebaliknya, kita menjaga indikasi virus yang dibawa penjenguk,” terang Direktur RSUD Nunukan dr Dulman, Jumat (23/7).

Dulman meminta agar keluarga pasien mempercayakan semuanya kepada manajemen RSUD. Keluarga pasien diharap membantu dan mendukung kebijakan RSUD demi kebaikan bersama.

“Jangan dulu datang ke RSUD. Bila sudah aman, kita persilakan. Sekarang ini kondisi lagi gawat, karena adanya Varian Delta, hampir setiap hari ada pasien meninggal dunia,” katanya.

Saat ini, ruang Pinere RSUD Nunukan yang dikhususkan untuk perawatan pasien Covid-19 dengan kapasitas 30 pasien sudah penuh. Sementara masih ada sekitar 8 pasien Covid-19 yang dipasangi alat ventilator di ruang ICU, akibat kondisinya yang mengkhawatirkan. 

Meningkatnya kasus Covid, berpengaruh terhadap ketersediaan tabung oksigen yang dibutuhkan. Dulman mengaku khawatir dengan ketersediaan tabung oksigen saat ini. Terlebih RSUD Nunukan yang selama ini mensuplai kebutuhan oksigen dari Tarakan sudah tidak lagi terakomodir.

RSUD Nunukan hanya memiliki kemampuan memproduksi 30 tabung oksigen per hari. Sejak kasus Covid-19 terus meningkat, RSUD Nunukan bisa menghabiskan stok 100 tabung oksigen dalam sehari. “Kita sempat mensuplai oksigen dari wilayah Berau Kalimantan Timur. Kita bisa mendapat 150 tabung, tapi jumlah itu dikhawatirkan masih kurang. Di tengah peningkatan kasus Covid-19, sangat dimungkinkan banyak pasien akan masuk RSUD dan kita setidaknya butuh 200 tabung oksigen per hari,” keluhnya.

Untuk antisipasi lonjakan pasien, Dulman akhirnya memutuskan bersurat dan bermohon ke otoritas Malaysia. Demi mendapatkan suplai tabung oksigen.

Ada dua surat yang dilayangkan Dulman. Pertama ditujukan untuk pemerintah Tawau Malaysia. Namun sayang, stok oksigen Tawau pun kurang mencukupi untuk dijual keluar. Kasus Covid-19 di wilayah tersebut masih mengkhawatirkan.

“Saat ini kita bermohon ke Kota Kinabalu, pokoknya apapun dan bagaimanapun caranya harus memperoleh tabung oksigen. Semoga kita bisa mendapat persetujuan suplai dari Kinabalu seperti Kabupaten Bulungan dan Malinau,” tuturnya.

Alasan permohonan oksigen ke Malaysia mempertimbangkan hubungan baik yang selama ini terjalin dengan negeri serumpun tersebut. Perdagangan tradisional dan ikatan emosional yang terjalin dengan penduduk Malaysia, masih demikian erat. Jika permohonan suplai disetujui, tabung oksigen akan diangkut oleh kapal regular yang selama ini melayani pelayaran Nunukan – Tawau Malaysia.

“Kita tidak bisa hanya berharap suplai oksigen dari Berau dengan keadaan saat ini. Saya harus memikirkan kemungkinan terburuk untuk antisipasi. Mohon doanya agar kita bisa mendapat persetujuan suplai oksigen dari otoritas Kota Kinabalu,” harap Dulman. (*/lik/*/viq/uno) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X