TARAKAN – Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) menjadi salah satu rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Seiring peningkatan kasus, dampak dirasakan rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan ini.
Selain membutuhkan lebih banyak tabung oksigen untuk merawat pasien Covid-19. Sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit yang berada di Jalan Hake Babu Kelurahan Karang Harapan itu terpapar Covid-19. Setelah RSUKT melakukan pemeriksaan secara rutin kepada semua karyawannya dan hasilnya ada 12 nakes terkonfirmasi positif.
“Dari hasil screening memang sempat ada 12 nakes, meskipun sebagian besar tidak ada gejala,” terang Direktur RSUKT dr Joko Haryanto, Jumat (23/7).
Dari 12 nakes tersebut, ada tenaga analis, perawat dan dokter. Karena kondisinya hanya bergejala ringan dan tidak bergejala, sehingga diminta melakukan isolasi mandiri di rumah. Manajemen RSUKT meliburkan sementara waktu dari pekerjaan.
Terpaparnya sejumlah nakes berdampak pada pelayanan, Manajemen RSUKT menutup sementara layanan pemeriksaan swab dengan PCR terhadap pelaku perjalanan. Pemeriksaan PCR hanya dibuka untuk pasien Covid-19.
“Kita ambil kebijakan untuk perjalanan dihentikan dulu. Karena tidak ada tenaga yang memeriksanya mas dan tidak mencukupi. Jadi kita fokus untuk pasien-pasien Covid yang dirawat saja,” bebernya.
Selain itu, manajemen membatasi pelayanan rawat jalan atau poliklinik, dengan mengurangi kuota pasien yakni hanya 50 persen dari biasanya. Kebijakan itu sudah berjalan seminggu. Akan tetapi, ketika nakes yang terpapar telah pulih, secara bertahap pelayanan poli akan kembali dibuka dengan normal.
RSUKT berencana menerapkan skala prioritas untuk penggunaan oksigen, dengan mengutamakan pasien Covid-19. Karena itu, ada kemungkinan pihaknya meniadakan operasi terjadwal untuk sementara. Kecuali operasi gawat darurat, demi mengantisipasi kekurangan stok oksigen.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan Khairul membenarkan rumah sakit saat ini memprioritaskan pemeriksaan swab PCR bagi pasien Covid-19. Kendalanya kapasitas peralatan PCR terbatas.
“Ternyata kapasitasnya memang sudah habis. Misalnya satu hari itu total rumah sakit provinsi sekitar 100an sekian, Angkatan Laut 90, rumah sakit kota itu sekitar 80, totalnya 200 sekianlah,” beber Khairul kepada awak media, Selasa pekan lalu (20/7).
Selain itu, Khairul mengakui kendala lain terbatasnya SDM karena ada yang terpapar Covid-19. Di antaranya petugas analis di RSUKT sehingga mengurangi kapasitas pemeriksaan.
Namun Pemkot Tarakan telah mengantisipasi hal itu dengan akan menugaskan Puskesmas dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Untuk melayani pemeriksaan swab bagi pelaku perjalanan dengan menggunakan peralatan Tes Cepat Molekuler (TCM).
“Ada alat PCR yang disebut sebagai TCM. Ada tiga di puskesmas yakni Karang Rejo, Gunung Lingkas dan Juata, yang mau kita optimalkan,” ungkapnya. (mrs/uno)