Program KB Tetap Dibutuhkan di Kaltara

- Kamis, 29 Juli 2021 | 13:33 WIB
Berbagai macam alat kontrasepsi. (ilustrasi)
Berbagai macam alat kontrasepsi. (ilustrasi)

TANJUNG SELOR – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kaltara Suryanata menegaskan, program keluarga berencana (KB) bukan untuk membatasi pertumbuhan populasi penduduk lokal.

Menurut dia, substansi program KB hanya untuk menjaga jarak aman kehamilan. Pengaturan tersebut didasarkan dengan sejumlah tujuan yang manfaatnya untuk keluarga itu sendiri. “Artinya bukan mengurangi angka kelahiran. Namun, yang sebenarnya terpenting adalah jaga jarak kehamilan. Karena kan kasihan kalau semisal anak baru lahir, sudah punya adik lagi. Paling kasihan di rumah tentu ibunya,” ujarnya.

Dengan jumlah populasi penduduk secara keseluruhan yang masih minim, program KB tetap dibutuhkan di Kaltara. Mengingat adanya KB juga sebagai sarana pembentukan keluarga yang berkualitas. Secara spesifik, KB perlu lebih dimaksimalkan penerapannya pada daerah dengan jumlah penduduk tinggi, seperti Tarakan.

“Selain jaga jarak kelahiran, KB juga ada keterkaitan dengan keluarga berkualitas. Di mana di situ ada intervensi peningkatan pendapatan, peningkatan kesehatan dan lainnya,” papar Suryanata. Program KB juga untuk meminimalisasi masih adanya kasus pernikahan dini. Secara umum, ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi sebelum memutuskan menjalani ikatan pernikahan.

“Paling umum ya harus matang dulu usianya. Terus dari sistem reproduksi sudah siap dan sehat, kemudian dari finansial juga. Itu harus dipikirkan dengan baik. Kalau sesuai undang-undang yang baru, saat ini 19 tahun baru boleh menikah,” jelasnya.

Suryanata tidak menampik muncul penolakan program KB di sejumlah wilayah di Kaltara. Minimnya populasi penduduk lokal menjadi salah satu faktor yang dijadikan dalih penolakan. Sehingga, tim di lapangan perlu lebih memutar otak agar tidak ada kesalahpahaman.

“Ada beberapa daerah yang sampai mengatakan tidak perlu KB karena jumlah penduduk lokal sedikit, nanti kalau banyak penduduk pendatang masuk, mereka bilang mereka yang bisa hilang. Padahal kan tidak seperti itu. Tidak ada maksud dan tujuan ke sana. Semua hanya untuk kebaikan keluarga itu sendiri,” pungkasnya. (kpg/*nnf/dra/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X