TANJUNG SELOR–Meski kasus konfirmasi Covid-19 di Bulungan melandai, namun status ibu kota Kaltara itu masih zona merah. Berdasarkan informasi yang ada, terjadi tidak sinkron antara data Pemkab Bulungan dan Pemprov Kaltara.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bulungan Iman Sujono mengatakan, terdapat selisih yang cukup banyak, antara data di Pemkab Bulungan dan Pemprov Kaltara. Jumlah kasus yang selisih itu mencapai 300. Hal itu telah disampaikan ke Satgas Kaltara dan pusat. Jumlah kasus itu memengaruhi zona yang ada di Bulungan. Apalagi, terdapat sejumlah indikator yang ditetapkan secara nasional sebagai penentu status zona di setiap daerah. "Ada 15 indikator kesehatan utama, yang jadi acuan. Terdiri dari 11 indikator epidemiologi, dua indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan dua pelayanan kesehatan. Itu yang harus diperhatikan," ujarnya, Selasa (7/9).
Jumlah kasus positif dengan yang sembuh perbandingannya masih jauh. Dia juga tidak mempermasalahkan jika Bulungan berstatus zona hitam atau merah. Namun, dia menegaskan data harus rill. Hal itu juga harus dilihat dari indikator yang ada. "Persoalan itu sudah saya sampaikan ke pusat, dengan tim satgas juga sudah saya sampaikan. Semua disampaikan," bebernya.
Terdapat istilah bed occupancy ratio (BOR). Di mana itu adalah salah satu indikator. Menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Di Bulungan, BOR terbilang tinggi. Namun, masih ada indikator lain yang menjadi acuan. "BOR di Bulungan, masih tinggi, di atas 50 persen. Kalau Tarakan BOR-nya masih tinggi juga, tapi status zonanya oranye," kuncinya. (kpg/fai/dra/k8)
