Pemanfaatan Teknologi Kembangkan Pertanian

- Jumat, 15 Oktober 2021 | 20:27 WIB
HASIL TANAM: Sawi ditanam dengan metode hidproponik di Kebun Contoh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang berlokasi di samping Kantor Kelurahan Karang Harapan.
HASIL TANAM: Sawi ditanam dengan metode hidproponik di Kebun Contoh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang berlokasi di samping Kantor Kelurahan Karang Harapan.

TARAKAN – Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Tarakan, Wali Kota Tarakan Khairul menilai perlu adanya pemanfaatan teknologi dalam pengembangan pertanian. Karena Tarakan dibatasi dengan luas lahan untuk menanam yang terbatas. 

Menurutnya, Tarakan sebenarnya sudah swasembada pangan untuk tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran. Dimana antara kebutuhan dan produksi petani, tercukupi.

Hanya saja pengaruh cuaca di waktu-waktu tertentu turut berdampak. Seperti ketika sering turun hujan, terkadang berdampak pada hasil panen petani yang berkurang. Hal ini perlu diantisipasi, agar panen petani bisa berkelanjutan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan teknologi. 

“Tarakan ini memang lahannya terbatas dan tak mungkin dikembangkan. Tetapi bagaimana bisa tetap kita survive dengan kondisi seperti itu,” tuturnya, Kamis (14/10). 

Di antara pemanfaatan teknologi yang bisa dilakukan yakni bertanam, dengan memanfaatkan pekarangan rumah melalui metode hidroponik. Jika itu dilakukan banyak orang, hasilnya akan besar pula. Adapun seperti beras, diakui mantan Kepala Dinas Kesehatan Tarakan ini, memang masih harus didatangkan dari luar Tarakan. Seperti dari daerah lainya di Kaltara atau daerah penghasil beras di Pulau Jawa.

Sementara itu, dari keterangan Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tarakan Husna Ersant Dirgantara, masih berupaya agar Tarakan bisa swasembada bawang merah. 

Program ini sebenarnya sudah dimulai sejak akhir tahun lalu, dengan melakukan demplot bawang merah di Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur. Akan tetapi, kebun percontohan itu gagal karena cara bertanamnya tidak menyesuaikan kondisi cuaca.

Kini, pihaknya kembali mendorong petani lokal untuk menanam bawang merah. Yang didampingi tenaga ahli dari petani daerah penghasil Brebes, yang standby di Tarakan sampai berhasil. 

Dalam program ini, Pemkot Tarakan masih bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara, untuk penyediaan bibit. Dengan menyesuaikan jadwal tanam dan kondisi cuaca yang panas. Hasilnya sudah tumbuh daun bawang merah dalam 10 hari tanam.  

“Demplot sekarang malah semakin luas, kita ada 1 hektare,” sebut Husna. Demplot bawang merah ini berada di tiga lokasi di Kelurahan Juata Permai. Pengelolaannya dilakukan kelompok tani. Sedangkan untuk bisa dipanen butuh waktu 2 bulan. 

Diharapkan hasilnya nanti bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di momentum Natal dan Tahun Baru. Karena jika berhasil, diperkirakan bisa panen antara 10-15 ton. 

Jika berhasil, berencana mengembangkan lagi di lahan yang lebih luas. Dari penjelasan petani ahlinya, kondisi tanah dan cuaca di Tarakan juga cocok untuk bertanam bawang merah. Hanya saja butuh perawatan ektra, karena cuaca yang tidak menentu. (mrs/uno) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X