TIDENG PALE – Kelengkapan dan pemenuhan sarana dan prasarana (sarpas) di RSUD dr Akhmad Berahim Tideng Pale di Kabupaten Tana Tidung (KTT) masih perlu dibenahi.
Meskipun rumah sakit tersebut saat ini cukup representatif. Akan tetapi, ada beberapa bangunan yang memang perlu dituntaskan. “Pengadaan-pengadaan sarpras untuk alat kesehatan di rumah sakit juga jadi perhatian. Tahun ini, untuk operasional faskes kami hanya dapat bantuan Rp 900 juta lebih,” singkat Bupati KTT Ibrahim Ali, Selasa lalu (19/10).
Hal senada diungkapkan Direktur RSUD dr Akhmad Berahim dr Budi Samroni. Dia mengakui, untuk sarpas dengan standar rumah sakit saat ini dengan Tipe C sudah mencukupi.
“Kalau berbicara pembenahan, pastilah kita inginkan ada peningkatan pelayanan dengan dukungan sarpas memadai. Secara kapasitasnya sesuai dengan rumah sakit Tipe C itu sudah mencukupi,” ujar Budi.
Salah satu sarana yang belum dimiliki rumah sakit, berkaitan dengan ruangan isolasi pasien karantina. Termasuk masih membutuhkan pengadaan alat untuk mengatur tekanan suhu udara. Seyogianya, ruangan isolasi itu wajib ada tekanan udara positif dan negatif. Tetapi, tidak mungkin warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus ditolak rumah sakit.
“Kita rawat semaksimal mungkin, sesuai peralatan yang ada. Alhamdulillah, sudah banyak yang kita rawat dan sembuh,” tuturnya. Mulai dari saturasi ngedrop hingga pulih dan sehat. Meski dengan keterbatasan yang ada, tidak menyurutkan semangat dan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. (*/mts/uno)
TIDENG PALE – Kelengkapan dan pemenuhan sarana dan prasarana (sarpas) di RSUD dr Akhmad Berahim Tideng Pale di Kabupaten Tana Tidung (KTT) masih perlu dibenahi.
Meskipun rumah sakit tersebut saat ini cukup representatif. Akan tetapi, ada beberapa bangunan yang memang perlu dituntaskan. “Pengadaan-pengadaan sarpras untuk alat kesehatan di rumah sakit juga jadi perhatian. Tahun ini, untuk operasional faskes kami hanya dapat bantuan Rp 900 juta lebih,” singkat Bupati KTT Ibrahim Ali, Selasa lalu (19/10).
Hal senada diungkapkan Direktur RSUD dr Akhmad Berahim dr Budi Samroni. Dia mengakui, untuk sarpas dengan standar rumah sakit saat ini dengan Tipe C sudah mencukupi.
“Kalau berbicara pembenahan, pastilah kita inginkan ada peningkatan pelayanan dengan dukungan sarpas memadai. Secara kapasitasnya sesuai dengan rumah sakit Tipe C itu sudah mencukupi,” ujar Budi.
Salah satu sarana yang belum dimiliki rumah sakit, berkaitan dengan ruangan isolasi pasien karantina. Termasuk masih membutuhkan pengadaan alat untuk mengatur tekanan suhu udara. Seyogianya, ruangan isolasi itu wajib ada tekanan udara positif dan negatif. Tetapi, tidak mungkin warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus ditolak rumah sakit.
“Kita rawat semaksimal mungkin, sesuai peralatan yang ada. Alhamdulillah, sudah banyak yang kita rawat dan sembuh,” tuturnya. Mulai dari saturasi ngedrop hingga pulih dan sehat. Meski dengan keterbatasan yang ada, tidak menyurutkan semangat dan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. (*/mts/uno)