Panen Padi Pakai Teknologi Hazton

- Jumat, 22 Oktober 2021 | 20:58 WIB
PANEN PADI: Petani memisahkan padi dari daunnya dengan mesin perontok padi.
PANEN PADI: Petani memisahkan padi dari daunnya dengan mesin perontok padi.

TARAKAN – Dalam mendukung ketahanan pangan lokal, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus melakukan berbagai upaya mengembangkan pertanian. 

Selain melanjutkan penanaman demplot bawang merah, yang mulai menunjukkan pertumbuhan pada daun. Belum lama ini juga membantu petani sawah untuk mengembangkan tanaman padi. 

DKPP mencoba menerapkan teknologi Hazton, yang banyak digunakan di kalangan masyarakat pertanian Indonesia. Karena mampu meningkatkan hasil panen dari biasanya. Upaya tersebut berbuah hasil. Panen perdana di lahan petani di Jalan Serumpun 1 Mamburungan, dengan menggunakan teknologi Hazton, mampu menghasilkan gabah kering hingga dua kali lipat. 

“Biasa kita panen cuma 3,9 ton gabah kering. Ini bisa menghasilkan 6,8 ton,” terang Kepala Bidang Pertanian DKPP Tarakan Husna Ersant Dirgantara, beberapa waktu lalu.

Teknologi Hazton merupakan cara bertanam padi dengan menggunakan bibit tua yang berumur 25-35 hari setelah semai. Dengan jumlah bibit padat 25 – 30 bibit per lubang tanam. Sedangkan cara tanam biasa hanya 4 – 5 bibit per lubang tanam. 

Sayangnya, hasil panen lokal hanya bisa mencukupi kebutuhan petani itu. Keterbatasan lahan membuat DKPP tidak bisa mengembangkan lahan pertanian sawah lebih luas lagi.

Pengembangan tanaman padi ini, selain membantu cara bercocok tanam dengan teknologi Hazton. Petani juga mendapatkan bantuan bibit, pupuk, pestisida serta bantuan dari Pemerintah Pusat berupa mesin perontok padi. 

Tahun ini ada dua kelompok tani yang mendapatkan, yakni Serumpun 1 dan Mapan Sejahtera. Tanaman padi rutin menghasilkan panen setiap tahun dua kali dengan usia tanam 3 bulan. Pada tanaman buah-buahan, DKPP sedang mengembangkan Kecamatan Tarakan Utara menjadi centra penghasil buah. Bantuan bibit buah seperti durian dan mangga dari Pemprov Kaltara telah disalurkan kepada petani. 

Tidak hanya itu, buah alpukat juga turut ditanam. Ersan menilai buah yang kerab dibuat jus tersebut cocok ditanam di Tarakan. Ada sekitar 15 hektare lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menanam buah. (mrs/uno) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X