TARAKAN – Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tarakan direncanakan akan dibangunkan kamar bicara umum atau warung telepon (wartel).
Nantinya, percakapan warga binaan dengan keluarga akan terekam secara otomatis oleh operator telekomunikasi. Pelaksana Harian (Plh) Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan Didik Heru Sukoco mengatakan, akan menyiapkan sarana komunikasi melalui sambungan video di setiap blok warga binaan.
Mesti akan berkomunikasi dengan orang di luar area Lapas Tarakan, pihaknya akan mengawasi percakapan warga binaan. “Kami akan bekerja sama dengan pihak operator telekomunikasi. Seperti videocall tapi terekam oleh operator telekomunikasi. Nanti kami gratiskan,” jelasnya, Jumat (22/10).
Jika alat komunikasi sudah digunakan, maka pihaknya akan gencar melakukan razia handphone di dalam lapas. Biasanya, warga binaan yang didapati menggunakan handphone beralasan agar bisa berkomunikasi dengan keluarga. Terlebih sejak awal pandemi Covid-19 tahun lalu, pihak Lapas meniadakan jam besuk.
“Otomatis mereka rindu keluarga. Alasannya mereka banyak sekali. Setiap kali razia banyak kami temukan perlengkapan, seperti kabel untuk cas,” ungkapnya.
Lapas sudah mulai bersikap tegas dengan memutuskan kabel. Hal tersebut untuk meminimalisir tempat para warga binaan mengisi daya ponsel. Pemeriksaan makanan titipan warga binaan yang masuk turut diperketat. Dengan cara melewati dua kali pemeriksaan, di portal depan dan portal dalam penjaga pintu utama.
“Wartel ini sekaligus untuk memutus komunikasi dengan orang luar. Artinya tidak liar lagi, karena bisa direkam oleh Telkom apapun pembicaraannya,” ujarnya.
Saat ini Lapas sudah mempersiapkan tempat termasuk meja dan kursi. Rencana awal untuk di blok wanita tiga unit, akan ditambah jika kemungkinan kurang. Kemudian ruangan yang biasa digunakan untuk sidang akan ditempatkan beberapa unit. Ditambah tempat di ruangan sebelah kanan setelah pintu masuk.
Ia menargetkan akan bisa digunakan dalam waktu dekat. Sekaligus menunggu kepala Lapas definitif kembali berdinas. Karena berkaitan alat dan harga alat komunikasi yang digunakan. Diperkirakan ada 12 unit yang dipasang dan bisa difungsikan sebelum akhir tahun.
Sementara tiga tempat dulu, karena terbatas juga CCTV yang memantau. Kalau pakai wifi ke dalam, nanti malah bocor dan disalahgunakan warga binaan. (sas/uno)