TANJUNG SELOR – Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Satuan Permukiman (SP) 10 Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, merupakan pemukiman transmigrasi termuda di Kawasan Transmigrasi Salimbatu, Kabupaten Bulungan.
Kawasan tersebut memiliki daya tampung 230 KK (Kepala Keluarga). Dengan komposisi 50 persen Transmigran Penduduk Asal (TPA) dan 50 persen Transmigran Penduduk Setempat (TPS). “Pada 2019 sudah dilaksanakan penempatan transmigran sebanyak 153 KK. Terdiri TPA Provinsi Jawa Timur 153 KK, sharing APBD Jawa Timur dan TPS sebanyak 53 KK. Sisa daya tampung 77 KK,” terang Bupati Bulungan Syarwani.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim). Berperan aktif dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi di Bulungan, melalui sharing APBD Provinsi Jatim sebesar Rp 30,1 miliar atau sekitar 44,2 persen dari total sharing APBD yang sudah ada di Bulungan. Pada 2021, Pemprov Jatim juga mendanai kegiatan pelatihan 50 KK transmigran dari Jawa Timur di SP 10 Tanjung Buka.
Bupati mengusulkan sarana dan prasarana seperti pembangunan jalan desa dan jembatan, blok tanggul penahan air. Untuk mengendalikan pasang surut dari sungai alam, program cetak sawah, pembangunan dermaga dan pemasangan jaringan listik.
Usulan juga disampaikan untuk UPT SP 6B, SP 6, SP 3 dan SP 4. Antara lain pembangunan Tempat Pemakaman Umum (TPU), rumah ibadah, puskesmas pembantu serta peningkatan jalan dan jembatan.
“Untuk legalitas lahan berupa SHM (Sertifikat Hak Milik) transmigran di Kawasan Transmigrasi Salimbatu dari target PTSL tahun 2017/2018 sebanyak 7.000 bidang. Sudah terealisasi 7.021 bidang,” sebutnya.
Realisasi SHM 7.021 bidang terdiri yang sudah diserahkan ke transmigran sebanyak 6.316 bidang dan belum diserahkan 705 bidang. SHM yang belum diserahkan tersebut masih dalam proses identifikasi 218 bidang dan siap diserahkan 487 bidang yang tersebar di 6 SP.
Selain tanaman padi, produk unggulan yang sudah dikembangkan di Kawasan Transmigrasi Salimbatu berupa tanaman jambu merah non biji, belimbing, jeruk, batik tulis dan produk olahan hasil pertanian.
“Di UPT Sepunggur sangat berpotensi menjadi transmigrasi agropolitan karena satu daratan dengan Tanjung Selor. Bahkan sudah ada beberapa transmigran yang mempunyai kendaraan roda empat, untuk mengangkut produk usaha taninya ke pasar,” ucap Syarwani.
Meski demikian, baru 3 lokasi yang sudah mendapatkan jaringan listrik yaitu UPT SP 1, SP 2 dan SP 7. Sedangkan UPT lainnya belum terjangkau. Tak hanya itu Syarwani berharap, program transmigrasi khususnya di Bulungan semakin menyejahterakan masyarakat transmigran. (*/nnf/uno)