Antisipasi Inflasi Akhir Tahun, Berharap Maskapai Tambah Penerbangan di Tarakan

- Jumat, 5 November 2021 | 15:26 WIB
SUMBANG INFLASI: Transportasi udara memberikan andil besar dalam inflasi Kaltara pada Oktober.
SUMBANG INFLASI: Transportasi udara memberikan andil besar dalam inflasi Kaltara pada Oktober.

TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara mewanti-wanti terjadinya lonjakan inflasi di akhir tahun, dampak momentum Natal dan Tahun Baru. Ditambah lagi kemungkinan tekanan mobilitas masyarakat yang tinggi karena jadwal masuk sekolah serta telah dibukanya destinasi wisata di sejumlah daerah di tanah air yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan transportasi udara.  

“Dari indikator inflasi kita cukup terkendali, namun kami masih memiliki tantangan terbesar yaitu dalam rangka akhir tahun. Natal, Tahun Baru itu biasanya ada gejolak,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Tedy Arief Budiman, Kamis (25/11).  

“Tambahan lagi terkait dengan anak-anak mulai sekolah, kemudian ada beberapa wilayah destinasi wisata sudah dibuka. Kekhawatiran atau tantangan yang terlihat di depan mata adanya fenomena ada semacam tanda petik balas dendam orang ingin liburan, ini yang menjadi tekanan tersendiri, terutama di angkutan udara,” lanjutnya.  

Grafik inflasi sebenarnya sudah tampak bulan lalu. Dimana KPwBI Provinsi Kaltara merilis terjadi inflasi di Kaltara pada Oktober sebesar 0,49 persen (mtm), yang disumbangkan Kota Tarakan mengalami inflasi 0,68 persen (mtm) sedangkan Tanjung Selor deflasi 0,30 persen (mtm).

Kondisi ini disebabkan oleh kelompok transportasi yang tercatat mengalami tekanan inflasi 5,30 persen (mtm) dibanding September 2021 yang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen (mtm).

Hasil analisa KPwBI Provinsi Kaltara memperkirakan peningkatan tekanan inflasi kelompok transportasi disebabkan mulai dilonggarkannya PPKM di beberapa daerah seiring dengan kasus harian Covid-19 yang kian terkendali menyebabkan peningkatan mobilitas masyarakat.

Hal ini mendorong demand masyarakat terhadap komoditas angkutan udara yang sebelumnya sempat tertahan di tengah PPKM pada bulan Juli-September lalu. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi lonjakan inflasi di akhir tahun, menurut Tedy Arief, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tarakan telah merumuskan dalam rapat beberapa waktu lalu agar maskapai dapat menambah penerbangan.

“Kita sedang berkoordinasi juga dengan pihak bandara. Dari bandara sih pada prinsipnya welcome saja. tinggal maskapainya karena maskapai kan harus menghitung. Ini yang memang masih menjadi tantangan,” tuturnya.

Adapun komoditi lainnya seperti bahan makan dan lain-lain, Tedy Arief tidak terlalu menghkawatirkan. Karena berdasarkan pengamatan pihaknya menilai masih cukup terkendali.

Meski memperkirakan terjadi lonjakan inflasi di akhir tahun, Tedy Arief masih optimis tidak melebihi 3,0 persen ±1 persen.

“Kami tetap otptimis masih di bawah range 3 persen ±1 persen. Berarti kan yang terendahnya 2, tertingginya 4, insya  Allah Kaltara masih di batas itu,” tuturnya.

Karena itu, selain pemerintah daerah, Tedy Arief juga mengharapkan peran masyarakat untuk menjaga inflasi. Dengan cara tidak membeli barang berlebihan. Karena menurutnya, gejolak harga salah satunya dipicu borong barang. “Jadi masyarakat juga punya andil untuk menjaga inflasi. Pemerintah daerah dalam hal ini berupaya untuk menjaga stok,” tuturnya. (mrs)

 

 

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X