Diduga Faktor Asmara, Rustam Gantung Diri

- Rabu, 24 November 2021 | 16:50 WIB
GANTUNG DIRI: Jenazah Rustam yang ditemukan di sebuah bangunan kosong di pinggir dermaga tradisional Sei Bolong, Selasa (23/11).
GANTUNG DIRI: Jenazah Rustam yang ditemukan di sebuah bangunan kosong di pinggir dermaga tradisional Sei Bolong, Selasa (23/11).

RUSTAM yang merupakan warga Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, sekitar pukul 06.15 Wita, Selasa (23/11).

Ayah kandung korban, Manto yang menemukan di sebuah bangunan kosong di pinggir dermaga tradisional Sei Bolong. Tepatnya di jembatan Bongkok Nunukan Timur. Pemilik bangunan Hans atau Abdul Hanang menuturkan, Rustam merupakan ABK pengangkut tabung gas LPG dari Kota Tarakan.

Rustam dikenal sebagai pemuda yang sering menyendiri dan pendiam. Bahkan selama berada di dermaga saat kapal berlabuh, pria berusia 21 tahun itu jarang bersosialisasi dengan sesamanya.

“Terakhir saya bertemu dia pukul 22.00 Wita, di pondokan pinggir jalan di bawah pohon ketapang. Saya sempat tegur dia, sebelum akhirnya pada pagi saya dapati sudah meninggal. Karena gantung diri di bangunan pinggir dermaga milik saya,” ujarnya.

Hans mengaku tidak tahu penyebab Rustam nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Sepengetahuannya, pagi sebelum kejadian dibangunkan oleh Manto yang mengabarkan anaknya meninggal akibat gantung diri.

Dia juga mengatakan, saat itu Manto selalu berkata ingin segera membawa jenazah anaknya untuk dikebumikan di Sebatik. “Jadi ceritanya itu dia (Manto) bangun tidur cari anaknya. Tidak ditemukan di kapal, lalu mencari ke bangunan di pinggir dermaga. Di situ dia lihat anaknya sudah meninggal dunia tergantung tambang nilon dan langsung dia turunkan,” kisahnya.

Waka Polsek Nunukan Kota Ipda Ardiansyah mengatakan, kematian Rustam diduga akibat hubungan asmara. Dugaan tersebut diperkuat dengan sejumlah chat WhatsApp di handphone Rustam. Terdapat kata-kata bernada cemburu yang diduga kuat mendasari Rustam nekat gantung diri.

“Hasil pemeriksaan, motifnya diduga karena cemburu. Dia menjalin hubungan dengan kekasihnya yang statusnya janda dan tinggal tidak jauh dari TKP. Dia curiga kekasihnya menjalin affair (perselingkuhan) dengan laki laki lain. Tapi tidak punya bukti. Hanya sekedar kecurigaan,” bebernya.

Malam sebelum kejadian, kata Ardiansyah, Rustam sebenarnya ingin bertemu dengan kekasihnya. Untuk berbicara dari hati ke hati, menyelesaikan pertengkaran itu. Namun beberapa kali teleponnya tidak diangkat, bahkan pesannya tidak dibalas sang kekasih.

“Chat terakhirnya itu ditulis pada Senin 22 November pukul 23.00 wita. Intinya dia minta maaf dan berpesan, agar kekasihnya tidak menyesal apabila tak lagi bisa melihatnya,” lanjut Ardiansyah.

Dijelaskan, Rustam bukan kali pertama melakukan hal nekat yang membahayakan nyawa. Dari keterangan yang dikatakan Manto ayah Rustam, pernah meracik minuman oplosan untuk mencoba bunuh diri namun gagal.

“Itu juga mendasari mengapa ayahnya menolak anaknya divisum. Dia tahu yang menimpa anaknya dan ingin langsung menguburkannya. Kita buatkan surat penolakan visum dan jenazahnya dibawa ke Sebatik dengan speedboat, dimakamkan di sana,” tutupnya. (*/lik/*/viq/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X