Pengembangan Industri Hulu Migas

- Rabu, 1 Desember 2021 | 20:38 WIB
MIGAS: Konvensi IOG 2021 yang terlaksana di Nusa Dua, Bali telah dibuka secara resmi pada Senin lalu (29/11).
MIGAS: Konvensi IOG 2021 yang terlaksana di Nusa Dua, Bali telah dibuka secara resmi pada Senin lalu (29/11).

TANJUNG SELOR – Konvensi International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021) resmi dibuka, pada Senin lalu (29/11), di Nusa Dua, Bali. 

Pemerintah menegaskan dukungannya atas posisi strategis dan usaha pengembangan industri hulu migas, untuk penyediaan energi di masa depan. Implementasi strategi pengurangan emisi carbon merupakan kunci sukses kesuksesan industri hulu migas. 

Forum bertaraf internasional ini dibuka Presiden RI Joko Widodo yang diwakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan. Ditegaskan, pemerintah tetap melihat industri hulu migas sebagai pendorong perekonomian yang kuat dan berkelanjutan. 

“Di masa depan kita memiliki visi industri hulu migas tetap menjadi pendorong perekonomian yang kuat dan berkelanjutan. Tidak hanya dengan menciptakan nilai tambah, tetapi juga meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah. Terutama untuk daerah pedesaan, terisolasi, dan tertinggal,” kata Luhut. 

Konvensi IOG 2021 yang digelar secara hybrid, merupakan konvensi terbesar industri hulu minyak dan gas bumi terbesar Indonesia. Penyelenggaraan tahun kedua ini mengangkat tema Progressing Toward Road to 1 Million BOPD and 12 BSCFD. Konvensi merupakan kelanjutan dari pelaksanaan tahun 2020, untuk mendukung visi industri hulu migas tahun 2030. Untuk mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030. 

Bahasan kali ini lebih dipusatkan kepada upaya industri hulu migas, meningkatkan produksi di tengah komitmen Indonesia. Untuk mensukseskan program pengurangan emisi carbon. Untuk memperkuat visinya, pada konvesi tersebut juga dilakukan penandatanganan SKK Migas–BP Indonesia. Untuk penerapan CCUS di proyek pengembangan Lapangan Forwata di Papua. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam sambutannya mengatakan, industri hulu migas tetap menempati posisi strategis. Kendati pada saat yang sama Indonesia juga memiliki komitmen kuat, untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan. 

“Industri hulu migas, utamanya gas yang memiliki kandungan karbon rendah, akan menjadi penyokong utama energi pada masa transisi energi. Keberadaannya akan menggantikan energi-energi fosil, yang memiliki kandungan karbon tinggi, seperti batubara,” katanya. 

Arifin menegaskan, industri hulu migas tidak akan serta merta ditinggalkan di tengah era peralihan energi. Mengingat industri ini merupakan salah satu pilar energi dan pilar ekonomi Indonesia. Multiplier Effect sektor ini dirasakan sampai ke sektor-sektor pendukungnya. Agar sukses memerankan posisinya, industri hulu migas harus melakukan strategi-strategi untuk menurunkan emisi carbon di lapangan, seperti yang mulai dilakukan Indonesia saat ini. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, visi bersama industri hulu migas tahun 2030 merupakan upaya industri hulu migas. Untuk memberikan karya terbaiknya, termasuk menciptakan transisi yang mulus dalam masa peralihan energi. 

Menurutnya, untuk dapat memberikan kontribusi maksimal, industri hulu migas memerlukan investasi yang signifikan dan partisipasi aktif dari para pemain domestik dan internasional. 

“Konvensi ini diharapkan dapat menjadi platform untuk perubahan Industri Hulu Migas yang mampu memberikan tingkat imbal balik (IRR) proyek yang kompetitif. Memberikan stabilitas peraturan, mampu mendorong kegiatan eksplorasi untuk Giant Discovery. Paling utama menciptakan ekosistem hulu migas yang bersinergi dengan Peta Jalan pengembangan Net Zero Emision pada tahun 2060 atau lebih cepat,” jelas Dwi. 

SKK Migas berharap Konvensi IOG 2021 dapat mengidentifikasi kebijakan dan strategi meningkatkan daya tarik investasi di Hulu Migas Indonesia dari kondisi dunia yang semakin kompetitif. Melakukan diskusi dan identifikasi dampak kondisi Global utamanya LCI dan energy transition pada Industri Hulu Migas. Lalu, meningkatkan kolaborasi antar para investor dan pemangku kepentingan. Mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan terhadap rencana strategi IOG 4.0. Sehingga bisa mempercepat implementasi. (SKK-MIGAS/uno2)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X