Dapat Laporan, Langsung Tracing

- Kamis, 2 Desember 2021 | 10:53 WIB
Khairul
Khairul

TARAKAN – Meskipun pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas kembali dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, Satuan Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Tarakan tetap mengawal pelaksanaannya untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus di lingkungan sekolah.

PTM di Kota Tarakan sudah berjalan lebih dari sebulan sejak dibuka sekitar akhir Oktober lalu, setelah status pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Bumi Paguntaka turun dari level 4 ke level 3.

Selama pelaksanaan PTM, satgas juga sigap mengantisipasi indikasi penularan Covid-19. Seperti yang dilakukan setelah mendapatkan laporan adanya seorang siswa SMA 2 Tarakan yang diduga mengalami gejala Covid-19.  

Satgas menindaklanjuti dengan melakukan tracing kasus terhadap siswa dan guru yang kontak erat. Langkah ini sesuai protap penanganan Covid-19. 

“Kemarin kan ada SMA 2 sempat di-lock dulu, setelah kondisi aman baru dibuka lagi,” ujar Ketua Satgas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Tarakan yang juga Wali Kota Tarakan Khairul.

Setiap hari, menurut Khairul, satgas mengambil sampel antara 600–1.000 orang, termasuk di dalamnya pelajar, untuk melihat apakah sudah aman atau belum.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara Wilayah Tarakan Ahmad Yani mengevaluasi selama hampir dua bulan pelaksanaan PTM terbatas pada jenjang SMA, tidak ada masalah.

Pelaksanaan PTM terbatas selama dua bulan ini dinilainya sebagai tahap uji coba menuju kebiasaan baru. Sekolah tetap diminta menerapkan protokol kesehatan. Seperti masuk sekolah dengan cara bergantian.

“Jadi, dua bulan ini sesungguhnya tahap pembiasaan, di SKB 4 menteri disebut uji coba. Alhamdulillah clear,” tuturnya.

Kalaupun ada masalah, menurut Ahmad Yani, dapat diatasi. Seperti laporan temuan dugaan seorang siswa SMA 2 Tarakan yang mengalami gejala Covid-19. 

“Kejadian di SMA 2 saya lupa tanggal berapa, ada siswa yang terkonfirmasi, tapi terkonfirmasinya bukan di sekolah, dari rumah,” beber Ahmad Yani.

Lantaran siswa tersebut sempat masuk sekolah, pihaknya sekolah kemudian melaporkan temuan itu ke satgas untuk dilakukan pelacakan. Namun, sekolah kembali dibuka setelah hasil tracing kasus tidak menemukan siswa maupun guru yang terpapar Covid-19.

“Alhamdulillah siswa lain tidak bermasalah, guru-guru juga tidak ada yang terkonfirmasi positif, tetapi keluarga dari anak tersebut di rumah, sebagian besar positif, sehingga karena kejadiannya di rumah, terkonfirmasinya di rumah, dan di-tracking tidak ada yang terkonfirmasi di SMA 2, pelaksanaan tatap muka tetap berjalan,” tuturnya.  

Menurut mantan kepala SMP 1 Tarakan ini, sesuai ketentuan, manakala ada terkonfirmasi, akan dilakukan traciing kasus di sekolah tersebut dan dipastikan sekolah akan ditutup sementara sampai proses tracing selesai dan sarana dan prasarana di sekolah telah disemprot disinfektan.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X