Inflasi di Kaltara 0,98 Persen

- Selasa, 4 Januari 2022 | 13:26 WIB
NFLASI: Bawang merah salah satu komoditi penyumbang inflasi di Kaltara meski berada di urutan bawah.
NFLASI: Bawang merah salah satu komoditi penyumbang inflasi di Kaltara meski berada di urutan bawah.

TANJUNG SELOR - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), pada Desember 2021 kemarin mengalami inflasi sebesar 0,98 persen. Inflasi itu, merupakan gabungan dari dua daerah, yakni Tarakan dan Tanjung Selor. Jika di rincikan, Kota Tarakan terjadi inflasi sebesar 0,90 persen dan Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 1,31 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara Tina Wahyufitri menjelaskan, terjadi perubahan berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,43 pada bulan November 2021 menjadi 107,48 pada bulan Desember 2021. Inflasi tahun kalender sebesar 2,73 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,73 persen.

Inflasi di Kaltara juga dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada sejumlah kelompok. Diantaranya ialah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,34 persen. Kemudian kelompok transportasi sebesar 1,22 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 1,18 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,28 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen.

"Ada juga kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks. Itu adalah kelompok kesehatan sebesar -0,05 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,05 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,01 persen," sebut dia, Senin (3/1).

Di sisi lain, ia menjelaskan secara rinci penyumbang tertinggi inflasi. Diantaranya ada cabai rawit sebesar 0,47 persen, angkutan udara sebesar 0,15 persen, minyak goreng sebesar 0,09 persen, cabai merah sebesar 0,08 persen nasi dengan lauk sebesar 0,07 persen.

 "Untuk penyumbang deflasi adalah bawang merah sebesar -0,02 persen, ikan bandeng sebesar -0,02 persen, udang basah sebesar -0,02 persen, labu parang sebesar -0,01 persen dan jeruk nipis atau jeruk limau sebesar -0,01 persen," jelasnya.

BPS juga merincikan, penyumbang inflasi di Kota Tarakan, ialah cabai rawit sebesar 0,40 persen, angkutan udara sebesar 0,13 persen, nasi dengan lauk sebesar 0,08 persen, minyak goreng sebesar 0,08 persen dan cabai merah sebesar 0,08 persen. Untuk penyumbang deflasinya sendiri, ialah ikan bandeng sebesar -0,02 persen, bawang merah sebesar -0,02 persen, udang basah sebesar -0,02 persen, labu parang sebesar -0,01 persen dan sawi hijau sebesar -0,01 persen.

"Kalau Tanjung Selor sendiri,  penyumbang tertinggi adalah cabai rawit sebesar 0,72 persen, angkutan udara sebesar 0,23 persen, minyak goreng sebesar 0,15 persen, cabai merah sebesar 0,11 persen dan sawi hijau sebesar 0,05 persen. Sedangkan penyumbang deflasi adalah daging ayam ras sebesar -0,08 persen, biaya administrasi transfer uang sebesar -0,02 persen, ikan tongkol sebesar -0,01 persen, ikan asin belah sebesar -0,01 persen dan buncis sebesar -0,01 persen," paparnya. (fai)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X