Bila Transaksi Jual Beli LPG Sebelum Tiba Tempat Tujuan, Sanksi Pecat Bagi Driver

- Sabtu, 22 Januari 2022 | 20:49 WIB
Muhammad Nasir
Muhammad Nasir

TIDENG PALE – Pendistribusian LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 kilogram ke Kabupaten Tana Tidung (KTT) diduga terjadi transaksi jual beli, sebelum tiba di tempat tujuan. 

Dampak dari itu, kuota yang sebenarnya jatah untuk KTT pun berkurang. PT Puja Nabila yang merupakan agen resmi, yang memegang tiga kabupaten di Kaltara membantah soal tersebut. Karena kuota yang dikirim dari Samarinda ke KTT melalui pengawasan ketat. 

“Bila diketahui ada driver dari Samarinda- KTT, terus ketahuan bongkarnya di Sekatak, Kabupaten Bulungan dan ada buktinya berupa foto. Maka dari agen tegaskan driver itu langsung dipecat,” tegas Direktur PT Puja Nabila Muhammad Nasir, Kamis lalu (20/1). 

Menurut Nasir, pengawasan dari agen begitu ketat. Setiap pembongkaran di titik tujuan ada catatan jumlah tabung yang diangkut. Kemudian, dihitung tabung LPG yang bocor. 

“Itu semua ada datanya dan laporan via grup WhatsApp. Jadi, misalkan ada indikasi pembongkaran bukan pada tempat tujuan, saya tegaskan tidak benar kalau dari agen,” tuturnya. 

Nasir memastikan pendataan itu maksimal. Setiap driver memiliki nomor WhatsApp. Lalu pantaunya melalui itu, laporan dipastikan mulai dari tahap angkut sampai titik tujuan. Bukan hanya itu, transaksi jual beli tabung LPG menjadi atensi khusus pihaknya. 

Penyaluran LPG 3 kg di KTT belum merata. Beberapa desa menginginkan adanya pangkalan masing-masing desa. Penyaluran dari agen diteruskan pada pangkalan, lalu disalurkan bagi masyarakat desa. Usulan dari beberapa desa, misalnya Desa Sengkong menginginkan agar penyaluran lewat satu pintu melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). 

Kepala Desa Sengkong Sulaiman menyampaikan, kondisi saat ini di desanya sangat langka secara ketersedian LPG 3 kg. LPG yang disubsidi oleh pemerintah, bagi masyarakat kurang mampu masih sulit didapat. Untuk mendapatkan, warga rela keluar Desa Sengkong dengan membeli seharga Rp 50 ribu per tabung. 

“Di Desa Sengkong belum ada pangkalan. Makanya kita mengusulkan, kalau bisa penyalurannya satu pintu lewat Bumdes,” ucap Sulaiman. 

Diakuinya, kebutuhan LPG sangat tinggi. Namun, karena barangnya susah didapat makanya mengusulkan pendistribusian lewat Bumdes. Mengingat, desa tersebut masuk dalam kawasan pesisir. Jarak dari Desa Sengkong ke Tideng Pale ditempuh sekitar satu jam lebih. Karena kondisi jalannya rusak. Jadi, kalau warga mengharuskan datang ke Tideng Pale, otomtatis ada biaya transportasi. 

“Ini tentu membuat harga LPG 3 kg naik. Karena ditambah dengan ongkos angkut,” tuturnya. (*/mts/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X